JAKARTA Pengasaha Tommy Winata (TW) boleh bangga menjadi Konglomerat, punya hotel, perkantoran mewah, punya pesawat dan lainnya.. Semua usaha itu berada diperkotaan dan hanya dinikmati sedikit orang. Maka jika dia tidak mampu membangun usaha pembangkit Tenaga Listrik, dia pengusaha yg gagal sebagai nasionalis,” demikian Staff Deputy, Kepala Staff Presiden, Beathor Suryadi kepada Bergelora.com di Jakarta, Kamis (23/7).
Gerakan Reformasi itu menurutnya melahirkan 4 sosok tokoh ke pentas Pimpinan Nasional, Amin Rais Ketua Ormas Muhammadiyah menjadi Ketua MPR RI, GusDur Ketua Ormas NU menjadi Presiden, Lalu TW dan Hari Tanoe yg pengusaha papan bawa menjadi Konglomerat.
“Saat ini Kabinet Jokowi- JK menghadapi dilema internasional sehingga pertumbuhan ekonomi meleset dari target,” ujarnya.Â
Ekonomi yang lambat itu menurutnya diperparah jatuhnya harga batu bara ditingkat Internasioanal, sehingga pengusaha daerah gulung tikar.Â
“Sementara pinjaman dan investasi dunia pun sulit dibawa masuk ke dalam Negeri,” katanya.
Tommy Winata yang tumbuh menjadi konglomerat itu sudah menginternasional. Dia satu diantara yang dihormati dan disegani para samurai Dunia,” ujarnya.Â
Nama Tommy Winata menurutnya sudah terdengar kemana-mana. Sayang jika nama besar itu tidak bermanfaat bagi Rakyat.
“TW satu diantara jutaan Relawan JokoWi-JK, dan dia ikut bertanggung jawab agar Kabinet ini berhasil,” tegasnya.
Pergaulan TW di dunia internasional menurut Beathor, harusnya dapat menarik dan membawa modal untuk dalam negeri. “Satu diantaranya, TW harus dapat membawa 3.000 triiun uang kita yang diparkir di luar negeri oleh pelaku bisnis, apakah itu dana haram/ korupsi atau secara benar/ tabungan bisnis,” katanya.
Begitu juga menurutnya dana-dana dari koruptor yang ada di Penjara Sukamiskin, selama ini mereka hanya mensuap aparat untuk mendapatkan angka remisi saat Ultah RI atau saat Lebaran.
“Ada baiknya Remisi dikaitkan dengan turut sertanya modal mereka untuk pembiayaan Pembangkit Listrik,” katanya.
Menurut aktivis Pijar yang sempat dipenjara karena demontrasi penurunan tarif listrik di tahun 1989 ini, TW sangat piawai dalam mengelola modal tersebut agar usaha tambang batubara daerah bangkit lagi, pertumbuhan bergerak, semua warga memanfaatkan listrik untuk usaha hidupnya.Â
“Dengan demikian kabinet terang benderang karena target 35.000 MW akan tercapai. Dengan mempercepat perijinan satu atap tidak lebih dari satu bulan, dari urusan lahan dan tarik kabel,” tegasnya (Web Warouw)