Selasa, 10 Desember 2024

Tepat! ITB: Angkatan Udara Harus Jadi Garda Terdepan Sekarang!

JAKARTA- perlu ada perumusan kembali tentang Indonesia sebagai negara kepulauan atau maritim. Sebagai negara maritim konsekwensinya pertahanan NKRI harus dibangun prioritas pada Angkatan Udara dibawah TNI-AU sebagai garda terdepan. Hal ini ditegaskan Guru Besar ITB, Ir. Hendarmin Ranadireksa dalam FGD dengan tema: “Perkuat Industri Dirgantara dan Pengadaan Alutsista TNI dalam Menghadapi Konstelasi Kawasan” ini merupakan kerjasama antara NASPCI (National Air and Space Power Center of Indonesia) dan Bergelora.com di Jakarta, Jumat (20/1).

“Angkatan Udara harus memiliki daya jangkau dan kecepatan tertinggi dalam menghadapi gerakan musuh dari luar wilayah NKRI. Jangan sampai pergerakan musuh tidak terpantau, masuk wilayah laut Indonesia apalagi sampai di daratan. Kalau bisa diluar wilayah NKRI, musuh sudah dilumpuhkan.” jelasnya.

Untuk garda menengah menurutnya menjadi tugas dari Angkatan Laut dibawah Angkatan Laut (AL) untuk menahan agar musuh agar tidak masuk ke wialayah laut  dan daratan Indonesia.

“Sedangkan Angkatan Darat dibawah TNI-AD adalah Garda belakang untuk menjaga keamananan dan pertahanan di darat dari ancaman kaki tangan musuh yang merongrong NKRI,” ujarnya.

Ketiga zona ini menurut Hendarmin Ranadireksa harus bisa dikendalikan dan dikelola dengan baik oleh negara. Kekuatan pertahanan ekuivalen dengan keamanan. Dalam Perang Dunia kedua, Jepang berhadapan dengan Amerika Serikat sebagai negara yang maju dan kuat dalam keamanan dan pertahanan negaranya baik keluar dan  ke dalam.

“Pengakuan seorang pejabat militer Jepang adalah di luar orang melihat kami dilihat sebagai economy animal, tetapi kami harus siap berperang. Semua perwira yang terpilih harus masuk ke dalam high industry atau software. Kalau terjadi sesuatu heavy industry kami bisa dirubah menjadi industry militer tidak lebih dari 3 bulan, demikian juga dengan hal lainnya,”  jelasnya.

Untuk itu ia mengingatkan bahwa kondisi saat ini mengisyaratkan bahwa tanpa ada penasehat militer, sulit untuk mengetahui tahu perkembangan pertahanan NKRI dimasa depan.

Tren dunia menurutnya sekarang sudah berubah. Industri terbesar bukan lagi di Amerika Serikat tetapi di China. Pencakar langit tertinggi tidak lagi ada di Amerika Serikat tetapi di Dubai. Sehingga ada tren bahwa Asia sedang bangkit. Sehingga perlu kajian siapa yang perlu dijadikan partner bagi Indonesia.

“Karena kalau salah memilih partner maka kondisinya akan runyam. Kalau boleh memilih partner bagi Indonesia, saya memilih Jepang daripada dengan China. Karena Indonesia dan Jepang mempunyai bargain position yang seimbang,” tegasnya. (Siti Rubaidah)

 

 

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru