JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengimbau guru dan dosen untuk menolak segala bentuk gratifikasi. Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK Wawan Wardiana mengatakan, pemberian dalam bentuk apa pun yang berkaitan dengan jabatan atau layanan pendidikan bukanlah rezeki, melainkan tindak pidana korupsi.
“Kita juga mengingatkan bagaimana menyosialisasikan gratifikasi itu, itu bukan rezeki gitu. Harus dibedakan mana rezeki, mana gratifikasi,” kata Wawan dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional 2025 di Gedung C1 KPK, Jakarta, Jumat (2/5/2025).
Wawan mengatakan, setiap tiga bulan sekali, KPK melakukan webinar bersama guru dan dosen untuk meningkatkan kapasitas mengenai antikorupsi.
“Termasuk kepala sekolahnya juga demikian, dosen-dosennya demikian. Nanti kurang lebih tanggal 15 Mei, 15 Mei nanti ada webinar khusus untuk dosen-dosen antikorupsi se-Indonesia,” ujarnya.
Wawan menambahkan, upaya pencegahan korupsi merupakan tugas bersama, termasuk guru, sehingga ekosistem yang berintegritas harus diwujudkan di sekolah.
“Nah itu adalah upaya kita semua bagaimana mewujudkan pendidikan yang berintegritas. Termasuk ekosistemnya, ada gurunya, kepala sekolahnya,” ucap dia.
Jalan Kebangkitan Bangsa
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa pendidikan merupakan jalan untuk menentukan kebangkitan suatu bangsa. Penegasan ini diungkapkan oleh Presiden Prabowo saat menghadiri Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2025 yang diselenggarakan di SDN Cimahpar 5, Kota Bogor, Jumat (2/5/2025).
“Kita mengerti semuanya bahwa pendidikan adalah jalan yang sangat menentukan bagi suatu kebangkitan, bagi kebangkitan suatu bangsa dan negara,” kata Prabowo mengawali sambutannya.
Prabowo pun menegaskan bahwa tidak mungkin Indonesia menjadi negara sejahtera, menjadi negara maju kalau pendidikan tidak baik, pendidikan tidak berhasil.
“Pemerintah Republik Indonesia, secara beruntun dari pemerintah ke pemerintah dari masa ke masa selalu menempatkan pendidikan sebagai hal yang paling utama,” tegasnya.
Prabowo pun mengatakan bahwa seluruh elite bangsa telah menggariskan strategi pembangunan bangsa yang sudah baik dan sudah benar.
“Dibandingkan beberapa negara lain, negara kita menempatkan pendidikan sebagai yang teratas dalam APBN, dalam Anggaran Pembiayaan dan Belanja Negara, pendidikan yang paling pertama,” katanya.
Bahkan, kata Prabowo, bahwa APBN untuk pendidikan di pemerintahannya tertinggi dalam sejarah.
“Kalau tidak salah APBN sekarang ini mungkin yang tertinggi selama sejarah Republik, di atas mungkin 22 persen.”
“Kita bandingkan dengan negara lain, negara India yang utama nomer satu adalah pertahanan. Memang mereka mengalami kemungkinan-kemungkinan ancaman terhadap pertahanan mereka,” pungkasnya. (Enrico N. Abdielli)