Kamis, 10 Oktober 2024

UDAH SIAP BELOM….? Balas Edy Mulyadi, Suku Dayak Gelar Ritual: Terimalah Kematianmu Edy!

JAKARTA – Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah masyarakat Suku Dayak menggelar ritual sebagai tindakan balasan atas pernyataan Edy Mulyadi yang dinilai menghina Kalimantan, viral di media sosial.
Video Suku Dayak gelar ritual untuk Edy Mulyadi itu viral usai diunggah pengguna Twitter Jumianto_RK, seperti dilihat pada Senin 24 Januari 2022.Dalam narasi cuitannya, netizen itu menyebut ritual sejumlah warga Suku Dayak itu ditujukan buat Edy Mulyadi dan rekannya Azam Khan.

Cuitan @jumianto_RK untuk Edy Mulyadi dan kawan-kawan. (Ist)

“Ritual Dayak buat Edy Mulyadi, Azam Khan Tak cukup dengan kata maaf,” cuit netizen Jumianto_RK.

Dilihat dari video itu, tampak sejumlah warga Suku Dayak dengan mengenakan pakaian adat menggelar ritual.

Mereka terlihat memotong kepala seekor hewan di atas alas pelepah pisang. Salah seorang di antara mereka kemudian mengucapkan kata kematian untuk Edy Mulyadi.

“Terimalah kematianmu Edy,” kata salah seorang di antara warga Suku Dayak itu dengan menggunakan pengeras suara.

Video upacara adat potong babi sebagai kemarahan orang Dayak terhadap Edy Mulyadi:

Diwartakan sebelumnya, pernyataan wartawan senior Edy Mulyadi yang menyebut istilah ‘tempat jin buang anak’ saat berbicara soal pemindahan ibu kota ke Kalimantan menuai kegeraman publik.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Edy pun lewat videonya yang tayang di kanal YouTube Bang Edy Channel telah meminta maaf dan memberi klarifikasinya soal istilah yang dinilai publik menghina warga Kalimantan itu.

“Saya menyampaikan bahwa buat saya minta maaf itu saya gak masalah. Saya akan minta maaf. Itu mau dianggap salah, tidak salah yah saya minta maaf,” ujar Edy Mulyadi.

Ia pun lantas mengklarifikasi pernyataannya soal tempat jin buang anak yang dinilai menghina warga Kalimantan termasuk Suku Dayak. Menurut Edy Mulyadi, istilah itu menggambarkan lokasi yang jauh dan terpencil.

“Cuma yang saya sampaikan konteks tempat jin buang anak itu menggambarkan lokasi yang jauh, terpencil,” ujarnya.

Upacara Potong Babi
Sebelumnya diberitakan kini Edy Mulyadi dalam masalah, tak hanya melapor ke polisi, masyarakat adat dayak Kalimantan sampai potong babi di tengah kota , persisnya di simpang Lembuswana.
Organisasi masyarakat (ormas) Laskar Pemuda Adat Dayak Kalimantan Timur-Kalimantan Utara (LPADKT-KU), bereaksi keras terhadap ujaran yang dilontarkan Edy Mulyadi yang banyak tersebar di media sosial.

Kemarahan dan tersinggungnya ormas yang mayoritas diisi masyarakat Adat Dayak ini dengan melakukan pemotongan hewan ayam dan babi.

Ketua LPADKT-KU Fendi Meru, mengatakan suku Dayak ini sangat sakral dan paling banyak.

Suku Dayak ada 288 etnis, dan sub-sukunya ada 400 tersebar di seluruh tanah Kalimantan.

Setiap suku Dayak atau etnis Dayak punya adat budaya yang berbeda-beda.

Ada pun simbol dari pemotongan ayam dan babi dalam aksi LPADKT-KU yang digelar di simpang Mall Lembuswana, Kota , ialah adat suku Dayak Lundayeh.

“Sebab itu saya hanya bicara bagaimana suku Dayak lundayeh, bahwa apabila kita melakukan pemotongan babi atau ayam dan mengeluarkan darah, ini membuktikan masyarakat Dayak itu marah, tersinggung. Leluhur kita marah dan tersinggung atas tindakan orang-orang yang melecehkan suku itu sendiri,” tegas Fendi Meru.

Poster-poster penolakan dan kecaman bertebaran saat aksi demo ini.

Sekitar ratusan orang berkumpul dibawah terik matahari, meneriakkan nama Edy Mulyadi dengan rasa penuh kekesalan dan kegeraman.

Kemarahan dan ketersinggungan masyarakat adat Dayak yang tergabung di LPADKT-KU, setelah Edy Mulyadi melontarkan kalimat yang dianggap sudah menghina tanah Kalimantan.

Oleh sebab itu, agar masalah ini tidak berlarut-larut, pihak LPADKT-KU meminta Kapolri untuk segera mengambil tindakan tegas.

“Tidak ada kompromi kepada orang-orang yang menyampaikan ujaran kebencian. Disini jelas ada ujaran SARA dan pelanggaran IT, tidak ada menunggu waktu,” sebut Fendi Meru.

“Saya berharap pada Kapolri, Edy Mulyadi CS ditindak tegas sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” imbuhnya.

Melihat video klarifikasi dan permintaan maaf terbaru dari Edy Mulyadi, Fendi Meru menilai bahwa apa yang sudah diucapkan harus segera dipertanggungjawabkan.

“Mulutmu harimau mu, menabur angin menuai badai, itu filosofinya. Kami masyarakat Kalimantan khususnya etnis Dayak, meminta Edy CS harus datang ke Kaltim,” ungkapnya.

“Anak jin dibuang ditempat jauh, itu sama saja melecehkan etnis lain (juga). Saya lihat videonya (klarifikasi dan permintaan maaf),” sambung Fendi Meru.

Jika seandainya Edy Mulyadi ke Kaltim, Fendy Meru juga memastikan hukumab adat juga menantinya. Tetapi, itu tergantung kepala-kepala adat dari suku Dayak yang dikatakannya banyak etnis dan sub-suku.

“Hukum adat itu multi etnis, kami serahkan kepada kepala-kepala adat Dayak kita, termasuk masyarakat adat Kutai, Banjar, Tidung, Paser dan lain-lainya,” tutupnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru