JAKARTA – Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo Pr, mengajak umat Katolik untuk terus mengamalkan Pancasila, ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), agar kehidupan kebangsaan semakin adil dan beradab.
Hal itu dikemukakan Ignatius Suharyo dalam naskah panduan Aksi Puasa Pembangunan (APP) 2017 berjudul: Amalkan Pancasila, Makin Adil Makin Beradab. APP dijalani selama 40 hari, hingga Jumat Agung, 14 April 2017 dan Perayaan Paska, Minggu, 15 April 2017.
Makin Adil Makin Beradab merupakan Tema Aksi Puasa Pembangunan (APP) 2017 Keuskupan Agung Jakarta (KAJ).
Menurut Suharyo, tema: Makin Adil Makin Beradab APP 2017, merupakan kelanjutan dari Tema Kerahiman Allah Memerdekakan yang menjadi fokus APP 2016.
Dikatakan Suharyo, kedua tema tahunan tersebut “dibingkai” dalam Tema Besar, lima tahunan (2016 – 2020), Mengamalkan Pancasila.
“Setelah pada tahun 2016 menyadari diri sebagai pribadi yang merdeka berkat Kerahiman Allah, tahun 2017 kita diajak menjadi pribadi yang memiliki rasa adil dan beradab,” ujar Suharyo.
Dasar ajakan itu adalah Allah telah lebih dulu dan selalu menunjukkan sikap adil dan beradab terhadap kita. Ajakan ini juga sejalan dengan Sila Kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Penjelasan Tema Makin Adil Makin Beradab. Adil, ujar Suharyo, secara umum berarti tidak memihak, tidak berat sebelah. Namun, adil juga bisa berarti berpihak pada yang benar, berpegang pada kebenaran.
“Kata makin adil mengandung unsur “perjuangan” karena anggapan awalnya adalah keadaan yang sudah adil tapi masih perlu ditingkatkan lagi. Oleh sebab itu, tingkat keadilan yang ingin dicapai adalah adil seperti pada pengertian yang kedua, yaitu berpihak pada yang benar, berpegang pada kebenaran,” kata Suharyo.
Dikatakan Suharyo, gambaran sempurna sikap adil yang kedua ini dapat kita temukan dalam pribadi Yesus Kristus melalui seluruh hidup dan karya-Nya.
Yesus Kristus, kata Suharyo, berpegang pada kebenaran, memperjuangkan kesetaraan martabat manusia, dan menentang penindasan dan lain sebagainya. Sikap semacam inilah yang akan kita jadikan acuan untuk mendekati kesempurnaan sikap adil.
“Beradab berarti berbudi bahasa baik dan maju hidup lahir batinnya. Orang yang beradab adalah pribadi yang menjunjung tinggi moralitas,” ungkap Suharyo.
Dijelaskan Suharyo, pemahaman kata “makin beradab” perlu dilihat dari nilai kemanusiaan yang universal, dan bukan hanya dari sisi agama saja. Perjuangan untuk menjadi makin beradab wujudnya adalah menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk hidup bersama.
Seperti sikap adil, kita juga juga menemukan sikap beradab ini pada ajaran dan teladan hidup Yesus Kristus.
Dengan memahami ajaran Yesus dan meneladan cara hidup-Nya kita dapat memegang nilai moral kristiani dan sekaligus nilai moral universal. Inilah pegangan kita untuk menjalin relasi dengan orang di luar kelompok serta mengembangkan kehidupan bersama yang saling menghargai.
“Sebagai mitra Allah kita diundang untuk mewujudkan sikap adil dan beradab bagi sesama,” ujar Suharyo.
Dikatakan Suharyo, untuk melaksanakan misi ini, kita perlu merancang dan menyiapkan gerakan dalam keluarga, lingkungan dan wilayah dengan satu program APP yang sesuai dengan lingkup dan konteks komunitas kita. (Aju)