Kamis, 3 Juli 2025

Kalimantan Pilih Merdeka Jika Initoleransi Tidak Ditumpas

PONTRIANAK- Jurubicara Suku Dayak Indonesia dan Malaysia, Cornelius Kimha, menegaskan Kalimantan (Borneo) siap merdeka, memisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Tolong dicatat, ini bukan gertak sambal. Kalau Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla terbukti tidak mampu tumpas habis aksi dan atau paham radikalisme dan intolerans di Indonesia, Suku Dayak di Kalimantan pilih merdeka,” ujar Cornelius Kimha,di Pontianak, Senin (27/2).

Dikatakan Kimha, Suku Dayak di Kalimantan tidak terima tindakan sekelompok orang yang suka buat onar, seperti dilakukan pentolan Front Pembela Islam (FPI), Habib Muhammad Rizieq Syihab dan Munarman tebar ancaman terbuka terhadap kelompok non Islam, dengan terlalu mudah menyebut kafir.

Demikian pula rekaman ceramah Tengku Zulkarnain, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama (MUI) Indonesia di Pekanbaru, Provinsi Riau, Oktober 2016, menuding Suku Dayak tidak layak masuk surga, karena selaku kelompok kafir derajatnya lebih rendah dari binatang.

Dikatakan Cornelius Kimha, akibat ceramah yang isinya tebar kebencian, telah membuat warga Dayak lakukan penghadangan terhadap Tengku Zulkarnain di Bandara Susilo, Sintang, Kalimantan Barat, pukul 09.30 WIB, Kamis, 12 Januari 2017.

“Aksi di Sintang dibalas aksi kelompok FPI di Mapolda Kalbar di Pontianak, Jumat, 13 Januari 2017, dengan menantang Dayak, sebut Dayak kafir, dan lecehkan Cornelis, seorang Dayak yang masih jadi Gubernur Kalbar, dan sebut kata-kata waspadai komunis. Kami punya rekaman videonya, siapa oknum FFPI yang tebarkan ancaman.itu,” ujar Cornelius Kimha.

Cornelius Kimha mengatakan, terhadap Tengku Zulkarnain dan oknum FPI Pontianak penebar ancaman waktu demonstrasi tanggal 13 Januari 2017, sudah dilaporkan ke Polda Kalbar, Selasa, 17 Januari 2017.

Diungkapkan Cornelius Kimha, dalam pertemuan Polresta Pontianak belum lama ini, warga Dayak menegaskan, kalau masih ada lagi tuding Dayak kafir, ajaran kebencian dan disertai sebutan kata kata komunis, Suku Dayak.tidak akan diam.

“Ingat ya Suku Dayak jangan dipancing untuk rusuh, karena kalau kami sudah bergerak, tidak akan ada yang mampu melerai sebagaimana kerusuhan di Kalimantan Barat tahun 1967 dan di Sampit, Kalimantan Tengah tahun 2001. Kalau sudah marah, Suku Dayak tidak akan pernah takut dengan siapapun,” ancam Cornelius Kimha, mantan.Bupati Pontianak dan alumni Lemhanas ini.

Dikatakan Kimha, aksi radikalisme dan intoleransi telah mengancam kebhinekaan, anti Pancasila, sehingga Suku Dayak pilih merdeka jika tidak ditumpas tuntas pemerintah dalam waktu dekat.

“Suku Dayak sekarang dalam satu komando, siap bergerak kapanpun dan dalam situasi apapun, jika situasi menuntut. Jangan pancing Dayak marah,” tegas Cornelius Kimha. (Aju)

 

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru