Senin, 2 Oktober 2023

WADUH…! Benarkah Vaksin Pfizer dapat Menurunkan Kualitas Sperma?

JAKARTA- Vaksinasi Covid-19 ternyata sangat mengganggu kesuburan pria. Hal ini disampaikan dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Andrology pada 17 Juni tahun ini membuktikan hal ini.

Secara khusus, para peneliti menemukan penurunan jumlah sperma setelah lima bulan mendapatkan vaksinasi dosis kedua dari vaksin mRNA COVID-19 Pfizer.

Sebelumnya, hal ini dibantah dengan menggunakan retorika sesat “tidak ada bukti” ,– untuk menyelamatkan kepentingan produksi dan distribusi vaksin tertentu.

Pooja Toshniwal Paharia, seorang pakar radiologi klinis dalam tulisannya berujudul The effect of the COVID-19 BNT162b2 vaccine on semen parameters among semen donors menjelaskan sebuah studi baru yang menguji  lebih dari 70 hari pada jumlah sperma dari para pria yang menyumbangkan sperma ke tiga klinik kesuburan di Israel.

Penelitian ini memiliki empat fase yaitu kontrol awal sebelum vaksinasi, dan tes jangka pendek (15-45 hari), menengah (75-120 hari), dan jangka panjang (>150 hari).

Pada fase pertama (15-45 hari), tidak ditemukan perubahan signifikan dalam konsentrasi atau motilitas sperma.

Namun, evaluasi menengah (75-120 hari) menunjukkan penurunan konsentrasi sperma 15,4 persen , yang menyebabkan pengurangan Total Motil Count (TMC) 22,1 persen dibandingkan sebelum vaksinasi.

Penelitian menyimpulkan bahwa respon imun yang diinduksi oleh vaksin Pfizer,–“Adalah penyebab berkurangnya konsentrasi semen dan penurunan TMC.

Penelitian ini terdiri dari 220 sampel air mani dari 37 donor dari bank sperma Shamir, Sheba, dan Herzlyia Medical Centers, Israel.

Para peserta penelitian sebelumnya telah menerima vaksinasi BNT162b2 (pfizer) ganda, negatif Covid 19 berdasarkan tes PCR dan tes serologis,– dan tidak memiliki gejala infeksi Covid-19.

Pengembangan vaksin COVID-19 merupakan pencapaian medis yang patut dicatat. Namun, efek yang berpotensi merusak dari vaksinasi COVID-19 pada kesuburan pria telah menimbulkan beberapa kekhawatiran. Penelitian telah melaporkan bahwa sindrom pernafasan akut yang parah akibat Covid-19 berinteraksi dengan reseptor angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) untuk masuk ke sel inang dan bahwa beberapa sel testis (Sertoli, Leydig, spermatozoa, dan spermatogonia) mengekspresikan reseptor ACE2.

Lebih lanjut, orchitis, disfungsi, dan cedera pada pembuluh darah-testis telah dilaporkan disebabkan oleh badai sitokin atau produksi sitokin berlebihan yang diamati pada infeksi Covid 19. Dengan demikian, efek buruk COVID-19 pada produksi testosteron dan spermatogenesis tampaknya menjadi hasil yang jelas. (Web Warouw)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,551PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru