Kamis, 12 September 2024

WHO: Ebola Jangan Ganggu Lalulintas Internasional

JAKARTA-Berdasarkan pada panduan khusus dari WHO. Penerapan penanggulangan wabah Ebola disetiap negara tidak boleh ganggu lalulintas Internasional. Jika suatu negara menerapkan langkah-langkah yang bermakna mengganggu lalu lintas internasional, maka harus ada alasan dan informasi ilmiah relevan yang disampaikan kepada WHO.

“Gangguan yang dimaksud dalam yaitu penolakan masuk atau keluar wisatawan internasional, bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang, dan sejenisnya, atau keterlambatan, selama lebih dari 24 jam,” demikian Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama

SpP(K), DTM&H, MARS, DTCE kepada Bergelora.com di Jakarta, Minggu (17/8)

Negara menurutnya harus meninjau langkah-langkah tersebut dalam waktu 3 bulan dengan mempertimbangkan saran WHO. Setiap Negara yang mengimplementasikan langkah-langkah tesebut dapat berkonsultasi dengan Negara lain dalam rangka mengklarifikasi informasi ilmiah dan kesehatan masyarakat yang rasional serta menemukan solusi yang disepakati bersama.

Tjandra Yoga menjelaskan bahwa sesuai dengan IHR (International Health Regulation) (2005), Pasal 43 Bagian VIII (Ketentuan Umum) negara diperbolehkan melaksanakan langkah-langkah berbeda dari rekomendasi WHO dalam menanggapi keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi keprihatinan internasional.

Namun, semua negara anggota sepakat bahwa tindakan tersebut harus memenuhi persyaratan  memenuhi standar yang sama atau lebih tinggi perlindungan kesehatan yang direkomendasikan WHO.

“Negara harus memenuhi persyaratan hukum nasional dan internasional. Sesuai dengan International Health Regulation. Tidak harus membatasi lalu lintas internasional jika ada upaya alterlatif yang memadai untuk perlindungan kesehatan,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan batasan itu harus didasarkan pada prinsip-prinsip dan bukti ilmiah. Jika tidak tersedia maka dapat merujuk informasi dari WHO, organisasi antar pemerintah dan badan-badan internasional lainnya.

Situasi Global

Total kumulatif  kasus global 2127 kasus dengan 1145 kematian; CFR 54,12 %. Sebaran kasus pada 4 negara terjangkit di Afrika Barat yaitu di Guinea sebanyak 519 Kasus terdiri dari 376 kasus konfirmasi, 133 kasus probable, dan 10 kasus suspect (diduga). Termasuk 380 kematian dengan CFR 73,21%.

Di Liberia ada 786 kasus terdiri dari 190 kasus konfirmasi, 423 kasus probable, dan 173 kasus suspect.  Termasuk 413 kematian dengan CFR 52,54 %.

Di Sierra Leone ada 810 kasus kasus terdiri dari 733 kasus konfirmasi, 38 kasus probable dan 39 kasus suspect. Termasuk 348 kematian dengan CFR 42,96%.

Di Nigeria ada 12 kasus terdiri dari  tidak kasus probable dan 1 kasus suspect. Termasuk 4 kematian dengan CFR  33,33%.

“Di Indonesia belum ditemukan kasus suspek /probable/konfirmasi sampai dengan hari ini,” tegasnya.

Di Arab Saudi

Tjandra Yoga sebelumnya menjelaskan bahwa pemerintah Arab Saudi melaporkan bahwa pasien 40 tahunan dengan gejala mirip Ebola yang dirawat di Jeddah, kemarin meninggal dunia. Pasien tadi sudah menjalani mendapat perawatan amat intensif dalam ruangan yang isolasi ketat.  

“Jenazah pasien ini dikuburkan dengan cara Islam dan mengikuti prosedur pengawasan kesehatan, berbeda dengan kasus di Liberia yang dilaporkan tidak dikubur tapi di kremasi. Hasil Lab belum dilaporkan oleh pemerintah Arab Saudi, hanya kalau positip akan menjadi kasus Ebola pertama yang meninggal di luar Afrika,” ujarnya.

Di Amerika Serikat

Sementara itu, menurutnya dua orang pasien Ebola warga Amerika Serikat masih terus dirawat‎ di Amerika Serikat. Mereka mendapat obat ZMapp, yang sebenarnya masih dalam penelitian. Obat bernama ZMapp kini digunakan untuk mengobati petugas Amerika Serikat yang terkena Ebola di Afrika.

“Obat ini sebenarnya masih dalam proses penelitian (eksperimen), dan keamanannya pada manusia belum pernah diteliti, dan baru pernah dicoba pada monyet percobaan. Tapi memang obat ini digunakan pada dua pasien Amerika itu karena belum ada pilihan lain,” ujarnya.

Timbul Pertanyaan

Ia menjelaskan bahwa ZMapp berisi 3 jenis antibodi monoklonal yang di proses di tanaman, antara lain.l Nicotiana benthamania. Tanaman ini adalah suatu jenis khusus daun tembakau yang digunakan untuk penelitian agroinfiltration, dimana rekombinan agrobacterium digunakan untuk memasukkan bahan genetik baru ke dalam tanaman. ZMapp juga merupakan koktail kombinasi antara beberapa obat lain, yaitu MB-003 dan ZMab.

“Mekanisme kerjanya belum sepenuhnya diketahui, mungkin menghambat virus memperbanyak diri, atau melakukan neutralisasi virus itu,” ujarnya.

Menurut Tjandra Yoga, untuk dapat kemudian diakui khasiat dan keamanannya serta digunakan secara luas, maka obat ini masih memerlukan proses penelitian, yaitu uji klinik fase 1, fase 2 dan fase 3‎.

“Tentang hasil pengobatan yang sementara ini cukup baik pada ke dua pasien Amerika ‎, maka masih ada 2 kemungkinan. Pertama, memang obat eksperimen ini memberi hasil, atau kedua, memang pasien2 ini tergolong dalam 40% pasien Ebola yang sembuh. Seperti diketahui maka sekitar 60% pasien Ebola sekarang meninggal dunia, artinya sekitar 40% lainnya memang sembuh. Jawaban pastinya masih membutuhkan penelitian yang seksama.  Di sisi lain ada juga pertanyaan, bahwa kenapa obat ini diberikan ke petugas Amerika Serikat dan tidak diberikan ke penduduk Afrika yang sakit Ebola,” ujarnya. (Calvin G. Eben-Haezer)

 

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru