JAKARTA — Kondisi infrastruktur energi Ukraina makin merana, pasca penghancuran yang dilakukan oleh Rusia dalam beberapa waktu belakangan ini menyebabkan negeri itu luluh lantak.
Mantan Menteri Infrastruktur Ukraina Aleksey Kucherenko mengatakan, 90 persen kapasitas pembangkit listrik Ukraina hancur oleh serangan rudal dan drone pasukan Vladimir Putin.
Dikutip Russia Today dari saluran YouTube Vishka, Kucherenko bilang bahwa kondisi tersebut sulit diperbaiki dengan cepat. Pemulihan membutuhkan waktu yang lama.
Serangan rudal dan drone terhadap infrastruktur penting Ukraina, meluluhlantakkan sejumlah pembangkit listrik tenaga panas di seluruh negeri.
Kyiv Independent menyebutkan, bombardemen itu termasuk pembangkit Trypillia, pemasok listrik utama ke wilayah Kiev, Zhytomyr, dan Cherkasy.
Rusia melakukan serangan besar-besaran pada tanggal 8 Mei terhadap wilayah Poltava, Kirovohrad, Zaporizhzhia, Lviv, Ivano-Frankivsk, Kyiv, dan Vinnytsia, terutama menargetkan infrastruktur energi. Setidaknya dua pembangkit listrik tenaga air harus dinonaktifkan akibat serangan tersebut.
“Kami telah kehilangan sekitar delapan ribu megawatt listrik, itu jumlah yang banyak, dari delapan ribu, 800 di antaranya saat ini berfungsi,” kata
Kucherenko.
Berdasarkan informasi para insinyur listrik, ia mengingatkan bakalan ada pemadaman listrik besar-besaran selama musim panas dan musim dingin.
Warga Diminta Hemat Energi
Sementara itu pemimpin perusahaan listrik swasta Yasno, Sergey Kovalenko meminta agar warga Ukraina mulai membiasakan diri hidup dengan listrik yang terbatas.
Serangan-serangan Rusia menyebabkan kerusakan hebat pada fasilitas listrik Ukraina.
Serangan rudal Rusia terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Panas Trypolsky, jelasnya, menyebabkan listrik padam 100 persen di wilayah sekitarnya.
Ia meminta agar warga Ukraina mengubah kebiasaan konsumsi listrik untuk menjaga keseimbangan dalam sistem dan tidak membebani jaringan listrik secara berlebihan.
“Hemat konsumsi pada jam sibuk. Dari jam 7 sampai jam 10 malam. Setiap hari, tolong hemat listrik. Setiap hari, sepanjang tahun 2024. Biasakanlah,” pesannya dalam postingan di halaman Facebook-nya.
Ia juga menyarankan penghematan enggunaan listrik yang mesti dilakukan antara lain, mengganti bola lampu biasa dengan LED, mematikan lampu di ruangan kosong, mandi di malam hari, menyetel suhu ketel ke tingkat minimum, dan bahkan memanaskan ketel di atas kompor gas daripada menggunakan kompor listrik.
“Hal utama adalah mengambil tanggung jawab atas penggunaan energi secara sadar. Kita tidak bisa lagi memperlakukan listrik sebagai sesuatu yang akan ada bersama kita selamanya. Keinginan untuk hemat energi harus menjadi keputusan sadar, menjadi gaya hidup,” jelasnya.
Ukrainska Pravda memberitakan, untuk mengantisipasi ketiadaan energi tersebut, Ukraina mengimpor listrik dari sejumlah negara tetangga. Namun hal itu belum berpengaruh banyak terhadap kekurangan listrik dalam negeri.
Serangannya Intens Ke Fasilitas militer dan Energi
Ratusan misil, rudal balistik, drone serta ribuan bom luncur berpemandu dijatuhkan untuk menghancurkan fasilitas energi Ukraina.
Pada bulan April, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pemboman tersebut merupakan respons terhadap upaya Kiev untuk menargetkan infrastruktur minyak Rusia.

Sejak Januari, Ukraina telah melancarkan beberapa serangan jarak jauh terhadap fasilitas energi jauh di Rusia, termasuk depot dan kilang minyak, dengan menggunakan drone kamikaze.
Pada bulan April, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan serangan Rusia terhadap fasilitas energi “secara langsung berdampak pada industri pertahanan Ukraina,” dan menyebutnya sebagai bagian dari upaya “demiliterisasi”.
Negara sahabat pun berusaha membantu masalah Ukraina. Pemerintah Austria akan mengalokasikan sekitar 5,4 juta dolar AS untuk pemulihan infrastruktur energi di Ukraina, Der Standard melaporkan pada 20 Mei, mengutip seorang pejabat Austria.
Pembiayaan akan disediakan dari anggaran Kementerian Aksi Iklim dan Energi dan didistribusikan ke Ukraina dalam Komunitas Energi, sebuah organisasi internasional yang bertujuan untuk memperluas pasar energi internal UE.
Anggaran yang dialokasikan akan digunakan untuk suku cadang, generator, dan jalur perbaikan yang sangat dibutuhkan, menurut Der Standard.
“Sebagai negara netral, Austria juga harus berpihak pada kemanusiaan dalam perang ini,” kata Menteri Aksi Iklim dan Energi Austria Leonore Gewessler.
Gewessler berharap dana tambahan “setidaknya akan memfasilitasi rekonstruksi”.
Duta Besar Ukraina untuk Austria, Vasyl Khymynets, berterima kasih kepada menteri atas “sinyal solidaritas yang kuat.”
“Bantuan keuangan dari pemerintah federal ini sangat penting untuk memulihkan infrastruktur energi dan memasok listrik kepada masyarakat Ukraina di tengah upaya Rusia untuk menghancurkan infrastruktur energi dengan serangan udara dan penembakan artileri,” kata Khymynets.
Kapasitas pembangkit listrik Ukraina telah menurun hingga 8 gigawatt jam (GWh) dan membutuhkan hampir 1 miliar dolar AAS sebagai kompensasi, menurut Perdana Menteri Denys Shmyhal.
Diberitakan Kyiv Independent Ukraina telah mengalokasikan lebih dari 179,4 juta dolar AS untuk memulihkan jaringan listriknya setelah serangan Rusia baru-baru ini.
“Filantropis Patrick Van T Haar mengirimkan peralatan tersebut,” demikian isi pesan tersebut lapor Ukrinform.
Diketahui, pengiriman ini bukanlah yang pertama.
“Generator sudah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari penduduk setempat. Tidak ada listrik di kota karena penembakan musuh yang terus-menerus. Oleh karena itu, bantuan pengiriman peralatan tersebut relevan dan penting bagi masyarakat,” kata RMA.
Seperti yang dilaporkan Ukrinform, sembilan permukiman di wilayah Kherson tidak mendapat aliran listrik akibat penembakan Rusia.
Rusia Rebut Pletenevka
Sementara itu kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Rusia telah membebaskan pemukiman Pletenevka di Wilayah Kharkov pada Senin (20/5/2024) lalu.

Meski posisinya masih dekat perbatasan, pengambilalihan pemukiman ini dianggap sebagai perolehan penting bagi pasukan Vladimir Putin.
Pasalnya, dari daerah inilah pasukan Ukraina diklaim sering menyerang wilayah Belgorod, Rusia. Mereka menyerang wilayah Rusia menggunakan drone, rudal dan roket.
Ukraina menuding Belgorod sebagai daerah yang digunakan Rusia menjadi pos tantara dan logistik sebelum menyerang ke wilayah Donbass, timur Ukraina.
Karenanya, tentara Volodymyr Zelensky secara intensif melakukan penyerangan ke Belgorod dengan menyasar infrastruktur militer dan energi Rusia.
“Sejak awal operasi militer khusus, militan unit nasionalis Ukraina telah berulang kali menggunakan pinggiran pemukiman ini untuk menembaki pemukiman di Wilayah Belgorod, seperti Belgorod, Shebekino dan lainnya. Prajurit Ukraina dilengkapi dengan posisi tembak di hampir setiap pemukiman rumah di Pletenevka,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dikutip dari TASS.
Setelah diambil alih, Rusia melaporkan Ukraina berusaha menghancurkan perumahan di Pletenevka dengan menembakkan artileri.
“Inilah beberapa rumah yang mereka tembak dengan mortir. Mereka menerbangkan drone Baba Yaga sepanjang waktu dan membakar barang-barang,” kata seorang prajurit Rusia dengan tanda panggilan Sokol, yang ikut serta dalam pembebasan Pletenevka.
“Petugas kami bekerja dengan baik. Tidak ada yang akan kembali. Semua orang berjuang dengan bermartabat,” kata prajurit itu.
Ia menjelaskan, setiap hari prajurit kelompok pertempuran Utara terus maju jauh ke wilayah yang diduduki Ukraina.
Pasukan juga membantu penduduk setempat yang tinggal di rumah mereka untuk mengungsi ke Wilayah Belgorod. Ada kamar untuk mereka di pusat akomodasi sementara.
Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa tentara dari kelompok pertempuran Utara telah membebaskan pemukiman Borisovka, Ogurtsovo, Pletenevka, Pylnaya dan Strelechya di Wilayah Kharkov.
Pertempuran Mengendur
Sementara media Ukraina, Ukrinform mengabarkan, meski mengendurkan serangannya, namun pasukan Rusia aktif di poros Pokrovsk.
Pada Senin kemarin, tidak ada bentrokan yang tercatat di Lyman, Toretsk, Huliaipole, dan Orikhiv pada pukul 13:30 waktu setempat.
“Saat ini, musuh paling aktif berada di poros Pokrovsk. Sejak awal hari, tidak ada bentrokan di wilayah Lyman, Toretsk, Huliaipole, dan Orikhiv,” tulis Staf Umum Angkatan Darat Ukraina.

Tercatat 22 serangan ke arah Pokrovsk. Dua belas di antaranya sedang berlangsung. Agresor paling aktif berada di dekat Sokil, Novopokrovsk, dan Netaylovo.
Ukraina mengklaim, Rusia terus meneror penduduk sipil di wilayah Chernihiv dan Sumy, dengan artileri mereka menembaki wilayah Novodmytrivka, Sopych, Popivka, Pavlivka, Mystki dan Yelino.
Musuh mendapat penolakan keras dari pasukan Ukraina. Laporan mengenai kerugian musuh sedang diverifikasi. Teroris melancarkan serangan udara yang menargetkan wilayah Lyptsi. (Web Warouw)