Jumat, 14 November 2025

DARURAT…! Dr. Kurtubi: Segera Bangun PLTN, Indonesia Butuh 400 GW !!!

Dr. Kurtubi, anggota DPR-RI dari Fraksi Nasdem. (Ist)

JAKARTA- Tiga Reaktor Nuklir skala kecil yg sudah beroperasi di Indonesia, masing-masing di  Bandung (Reaktor Nuklir Triga), Yogya (Reaktor Nuklir Kartini) dan di Serpong (Reaktor Nuklir Siwabessy) adalah merupakan Nuclear Research Reactor (Pusat Reaktor Nuklir Riset /PNRR) untuk tujuan experimental dibidang pertanian, kedokteran dan makanan, bukan Nuclear Power Plant (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir/PLTN) yg menghasilkan energi listrik komersial. Demikian Kurtubi menjelaskan kepada Bergelora.com di Jakarta, Selasa (9/7).

“Namun baik  Nuclear Power Plant (PLTN)  maupun Nuclear Research Reactor (PRNR/Pusat Reaktor Nuklir Riset) yang sudah ada dan beroperasi di Indonesia, keduanya memanfaatkan kemajuan Teknologi Nuklir untuk kesejahteraan manusia (Atom for Peace) bukan teknologi nuklir untuk persenjataan,” jelasnya.

“Tentu, yang kita harapkan, Presiden Jokowi dalam periode kedua agar  segera merevisi Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang selama ini menempatkan pemanfaatan kemajuan Teknologi Energi Nuklir (PLTN) sebagai opsi terakhir,” ujarnya.

“Sebaiknya diikuti untuk segera mengeluarkan Road Map PLTN  untuk mendukung dan mempercepat industrialisasi sebagai prasyarat untuk menjadi Negara Industri Maju,” katanya.

“Pasalnya, negara kita butuh tambahan pembangkit listrik yang sangat besar untuk bisa menjadi negara industri maju yang tidak mungkin bisa dipenuhi dengan KEN yang ada saat ini,” katanya.

“Saat ini total pembangkit yang ada hanya 62 GW, pada tahun 2045 nanti, semestinya kita harus punya total pembangkit sekitar 400 GW. Untuk memenuhi tambahan kebutuhan listrik yang sangat besar ini, kita tidak boleh hanya mengandalkan sumber-sumber energi konvensional saja, tapi juga harus memanfaatkan sumber energi baru, terutama nuklir yang selama ini belum masuk dalam Kebijakan Energi kita,” katanya.

Listrik dari nuklir diketahui sangat stabil, menghasilkan listrik 24 jam cocok untuk industri dan pabrik yang bekerja 24 jam. Sedangkan energi listrik dari Tenaga Surya, Tenaga Angin tidak stabil, tidak bisa menghasilkan listrik 24 jam sehari karena bersifat intermitten.

“Tapi jenis energi terbarukan seperti ini tetap kita butuhkan karena bersih.  Energi dari nuklir diketahui sangat bersih karena nyaris menghasilkan zero CO2 dan pollutant,” katanya.

Selain dari segi  keekonomian sudah relatif sangat murah, bahkan sudah lebih murah dari PLTU Batubara. Masuknya PLTN dalam sistem kelistrikan nasional, bukan berarti menutup PLTU Batubara.

“PLTN melengkapi energy mix nasional dengan sumber energi yang bersih, stabil 24 jam dan kompetitif,” tegasnya.  (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru