Jumat, 4 Juli 2025

UKRIANA BUKAN PRIORITAS LAGI..! Kamala Harris: Iran adalah Musuh Terbesar AS

WASHINGTON DC, – Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris mengatakan bahwa Iran adalah musuh paling signifikan bagi Amerika Serikat. Dia mengutip serangan rudal balistik Teheran baru-baru ini terhadap Israel. Dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi CBS yang disiarkan pada Senin (7/10/2024) malam, calon presiden dari Partai Demokrat itu mengatakan Iran adalah jawaban yang jelas ketika ditanya tentang negara yang dia anggap sebagai musuh terbesar AS.

“Iran memiliki darah Amerika di tangan mereka, serangan terhadap Israel, 200 rudal balistik,” katanya, dikutip dari Al Jazeera.

“Apa yang perlu kita lakukan adalah memastikan bahwa Iran tidak akan pernah mencapai kemampuan untuk menjadi kekuatan nuklir. Itu adalah salah satu prioritas tertinggi saya.”

Iran menembakkan rentetan rudal ke pangkalan-pangkalan Israel pekan lalu dalam sebuah serangan yang dikatakannya sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran serta pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah bersama dengan seorang jenderal Iran di Beirut.

Komentar Harris menggarisbawahi kemunculan kembali Timur Tengah sebagai perhatian utama AS di tengah meluasnya perang di Gaza.

Dalam beberapa tahun terakhir, para pejabat AS telah mendorong persaingan strategis dengan China sebagai prioritas utama kebijakan luar negeri Washington.

Pada tahun 2022, Pentagon melabeli China sebagai “tantangan mondar-mandir” bagi AS, yang berarti bahwa hal itu menimbulkan risiko jangka panjang. Awal tahun itu, Strategi Keamanan Nasional Gedung Putih, sebuah penilaian yang dirilis setiap empat tahun, juga menggambarkan persaingan dengan Beijing sebagai tantangan geopolitik paling besar bagi Washington.

Invasi Rusia ke Ukraina juga telah menjadi fokus utama bagi AS, yang telah memberikan dukungan militer dan keuangan untuk Kyiv dan menjatuhkan sanksi terhadap Moskwa. Namun, kekerasan di seluruh Timur Tengah telah mengalihkan perhatian pemerintah AS kembali ke permusuhan terhadap Iran dan aliansinya dengan Israel.

Harris ditanya apakah ia akan menggunakan kekuatan militer untuk mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir, namun ia mengatakan bahwa ia tidak akan membahas hal-hal yang bersifat hipotetis.

Iran menyangkal memiliki senjata nuklir, namun negara ini telah memajukan program nuklirnya. Pada tahun 2018, mantan

Presiden AS Donald Trump, saingan Harris dalam pemilihan presiden bulan November, membatalkan kesepakatan multilateral yang membuat Iran mengurangi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi terhadap Iran.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Presiden AS Joe Biden mulai menjabat dengan janji untuk menghidupkan kembali pakta tersebut, tetapi beberapa putaran pembicaraan tidak langsung dengan para pejabat Iran telah gagal untuk mengembalikan perjanjian tersebut.

Sementara itu, pemerintahan Biden terus memberlakukan sanksi era Trump terhadap Iran dan menambahkan lusinan sanksi lainnya terhadap perusahaan dan pejabat Iran. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru