Sabtu, 12 Juli 2025

Tepat! Menko Luhut Panjaitan: BUMN Akan Ambil Alih Tambang Emas Freeport

JAKARTA – Harapan masyarakat Indonesia ingin melihat penyelesaian yang adil terkait masalah Freeport. Pemerintah memastikan bisa memiliki 51% saham perusahaan tersebut. Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan tentang kemungkinan kerjasama ekonomi Indonesia dan Australia usai menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop di kantornya pada hari Senin (6/3).

“Harus diketahui, Indonesia saat ini transparan, tidak ada lagi negosiasi tertutup. Tidak ada yang mau ribut. Kalau ribut tidak ada yang untung. Kita mau menyelesaikan secara baik-baik. Setelah hampir 50 tahun, menurut saya kita harus mempertimbangkan apa yang menjadi harapan masyarakat Indonesia,” ujarnya. Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan

Menjawab pertanyaan tentang opsi pengelolanya, ia mengatakan BUMN masih menjadi opsi utama. Kami tetap ingin BUMN.

“Kalau BUMN ada partner lain silakan saja, tidak ada masalah, karena angkanya besar juga,” ujarnya

Menjawab apakah ada rencana untuk melakukan patroli bersama di wilayah Laut Cina Selatan, Menko Luhut dan Menteri Bishop mengatakan hal tersebut tidak dibicarakan dalam pertemuan tersebut.

“Yang dimaksud oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu itu adalah upaya kerjasama untuk mencapai kebebasan berlayar di kawasan tersebut. Sampai sekarang saya belum melihat kebutuhan untuk melakukan patroli bersama bagi kedua negara di wilayah itu,” katanya kepada media.

Menurut Luhut, Indonesia bisa melakukan kerjasama aktivitas ekonomi di wilayah Laut Cina Selatan seperti di Natuna seperti pariwisata atau eksplorasi tambang  atau aktivitas ekonomi lainnya disana. Bukan hanya di wilayah Natuna tapi juga di wilayah lain di Indonesia.

Senada dengan Menko Luhut, Menteri Bishop mengatakan kedua negara setuju untuk meningkatkan kerjasama di Laut Cina Selatan.

“Kami sepakat untuk mencari kemungkinan untuk meningkatkan kerjasama kemaritiman di wilayah itu,” kata Menteri Bishop.

Montara

Dalam pertemuan tersebut kedua delegasi juga membicarakan masalah penyelesaian kasus tumpahan minyak kilang Montara di Laut Timor.

“Masalah ini juga kami bicarakan, saya berharap sebagai mitra yang baik, pihak Australia bisa membantu para korban di Indonesia Timur terutama di wialyah (kilang) Montara tersebut,” ujar Menko Luhut.

Menteri Bishop menyampaikan komitmennya untuk memberi bantuan kepada Indonesia untuk menyelesaikan kasus ini.

“Kami telah berdiskusi secara terbuka tentang hal ini dan walaupun ini sudah menjadi wilayah pengadilan,  Kedutaan Australia akan terus bekerjasama dengan pemerintah Indonesia untuk membantu apa saja yang bisa kami lakukan,” kata Menteri Bishop.

Pemerintah Indonesia saat ini sedang melakukan proses hukum agar PTT EP Australasia sebagai kontraktor ladang migas Montara di Australia, yang terbakar pada Agustus 2009, mau mambayar ganti rugi kepada masyarakat di wilayah Indonesia yang terkena dampaknya. Kebakaran kilang tersebut mengakibatkan pencemaran lingkungan yang berdampak buruk pada kesehatan dan kesejahteraan penduduk  di Laut Timor, Nusa Tenggara Timur, yang kebanyakan bekerja sebagai nelayan dan petani rumput laut,

Papua

Menko Luhut mengungkapkan juga rencana kunjungan Menlu Australia tersebut ke provinsi Papua.

“Kami juga membicarakan ‘keterbukaan’ di Papua, dan kami ingin negara-negara lain bisa mengunjungi Papua dan melihat sendiri apa yang terjadi di Papua,” katanya. Menteri Bishop mengatakan ia berencana untuk datang kembali ke Indonesia akhir tahun ini untuk membuka kantor konsulat Australia di Surabaya.

“Saya berharap untuk dapat juga berkunjung ke Papua pada kesempatan tersebut,” tambah Menteri Bishop.

Temasek

Kepada Bergelora.com dilaporkan, sebelumnya Menko  Luhut menerima kunjungan CEO Temasek Holding (BUMN Singapura). Ms. Ho Ching.  Menko Luhut mengatakan bahwa sebagai salah satu investor terbesar di Indonesia, Ms. Ho menanyakan mengenai perkembangan politik, keamanan dan ekonomi Indonesia karena Singapura berniat meningkatkan investasinya di Indonesia.

“Tadi beliau menanyakan bidang apa yang menjadi fokus pembangunan Indonesia di mana BUMN Singapura dapat berinvestasi. Saya katakan infrastrutur banyak, dari mulai pemurnian air, jalan, listrik, pelabuhan laut, bandar dan juga pertanian,” jelasnya.

Menurutnya Ms. Ho mengungkapkan ketertarikan Singapura untuk berinvestasi di Batam, Bintan, dan wilayah Karimun yang dekat dengan Singapura.

“Saya tawarkan juga kerja sama di Pulau Tolop dan Nipa. Dia melihat Temasek ada peluang ke sana,” ucapnya.

Ia menawarkan proyek tanki penyimpanan serta pelabuhan dalam.

“Di daerah itu kan kedalaman lautnya dalam. Jadi bisa saja jadi pelabuhan yang dalam. Kami juga bicara soal limpahan dari Singapura. Kalau ada kapal yang tidak bisa diakomodasikan Singapura, ya bisa ke situ,” ujar Menko Luhut. (Telly Nathalia)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru