Minggu, 19 Oktober 2025

JANGAN KELEWATAN DONG..! PKB Nilai Wajar Santri Geruduk Trans7: Tayangannya Melecehkan-Menyakiti Pesantren

JAKARTA – Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Faisol Riza buka suara soal aksi ratusan santri, alumni pesantren hingga PWNU DKI Jakarta di depan kantor Trans7, Jakarta Selatan pada Rabu, 15 Oktober 2025.

Aksi itu digelar sebagai bentuk protes atas tayangan program “Xpose Uncensored” yang dinilai tidak mendidik dan melecehkan martabat ulama, yakni terhadap kiai di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Anwar Manshur.

Para massa aksi itu mengibarkan bendera hijau di depan gedung Trans7 sebagai bentuk protes.

Mengenai hal itu, Faisol menilai wajar aksi tersebut digelar. Sebab, narasi dalam tayangan Xpose Uncensored itu telah menyakiti dan melecehkan keluarga pesantren.

“Memang terlalu kasar bahasa yang disampaikan, terlalu menyakitkan. Tayangan itu menyakitkan pesantren, santri, keluarga pesantren sehingga wajar kalau santri-santri protes dan datang,” kata Faisol kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2025.

Faisol meminta pihak Trans7 melihat lebih dalam bagaimana pendidikan dan hubungan kiai dengan santri di pesantren sebelum menayangkan program.

“Jadi saya minta juga kepada Trans7 selain minta maaf, saya kira penting untuk Trans7 melihat langsung, menyiarkan yang sebaik-baiknya, seadil-adilnya apa yang sebenarnya menjadi pemahaman bagaimana hubungan kiai dan pesantren, bagaimana hubungan kiai dan santri, bagaimana hubungan kiai dan wali murid, wali santri. Jadi utuh pemahamannya,” tutur dia.

Sebelumnya diberitakan, potongan tayangan program Xpose di Trans7 viral dan menuai kecaman warganet karena dinilai melecehkan martabat ulama, khususnya Kiai sepuh dari Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.

Dalam cuplikan yang beredar luas di media sosial, narasi yang dibacakan dinilai tidak pantas, karena menyebut tokoh agama dengan nada yang merendahkan.

Kecaman deras pun mengalir di berbagai platform, termasuk di kolom komentar akun Instagram resmi Trans7. Banyak warganet menyuarakan kemarahan. Mereka menilai tayangan tersebut sebagai bentuk pelecehan terhadap sosok ulama yang telah berjasa besar bagi bangsa dan umat.

Trans Corp Minta Maaf

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan akhirnya perwakilan Trans Corp dan Trans7 akhirnya mendatangi Ponpes Lirboyo Kota Kediri, untuk menyampaikan permintaan maaf, Rabu (15/10/2025).

Rombongan Trans Corp, yang datang dengan empat mobil, disambut perwakilan pondok dan dilakukan pertemuan tertutup selama dua jam di Aula Yayasan Pondok Lirboyo, dengan dihadiri pula oleh Profesor M. Nuh.

Dari pihak Trans7, hadir Direktur Program Andi Chairil. Namun, kepada awak media, Andi Chairil enggan memberikan pernyataan. Alasannya, penjelasan akan diberikan oleh pihak pondok.

Namun, pihak pondok menyarankan agar permintaan maaf dilakukan langsung oleh pimpinan tertinggi, Trans Corp, Chairul Tanjung.

Dzuriayah Pondok Pesantren Lirboyo, KH. Abdul Mu’id (Gus Mu’id), menjelaskan bahwa hasil pertemuan tersebut akan segera disampaikan kepada KH. Anwar Mansur.

Meski telah terjadi pertemuan langsung, menurut Gus Mu’id, pihak Pondok Pesantren Lirboyo menyayangkan permohonan maaf yang disampaikan tidak dilakukan oleh pucuk pimpinan tertinggi sekaligus pendiri Trans Corp, Chairul Tanjung.

Sementara itu, tanggapan juga disampaikan oleh KH. An’im Falachuddin Markus. Pria yang juga salah satu pengasuh Ponpes Lirboyo sekaligus anggota DPR RI Komisi VIII Fraksi PKB, menyebut tayangan program Xpose Uncensored di Trans7 yang sempat viral dan menyinggung Kiai Anwar Mansur sebagai tindakan tidak sopan dan tidak manusiawi.

“Sekelas Trans7 menayangkan dan berkomentar tentang kiai sesepuh yang kita hormati itu sangat-sangat biadab dan tidak berperi kemanusiaan. Kami dari Pondok Pesantren Lirboyo sangat menyayangkan,” ujar Gus An’im.

Menurutnya, apa yang ditayangkan Trans7 sangat jauh dari fakta dan terkesan melecehkan figur ulama yang selama ini dikenal sederhana, pekerja keras, dan berjiwa pendidik.

“Kami tahu betul bagaimana sosok Kiai Anwar Mansur dan Bu Nyai Umi Kulusum. Sejak muda mereka berdua sudah tekun, bekerja keras, dan memiliki dedikasi luar biasa dalam mendidik santri,”bebernya.

Gus An’im mengaku, kesejahteraan yang dimiliki para kiai bukanlah hasil memanfaatkan santri, melainkan buah dari kerja keras dan keyakinan spiritual.

“Para kiai meyakini, siapa pun yang berilmu dan mengamalkan ilmunya, Allah akan menjamin rezekinya. Seorang kiai adalah pegawai Tuhan, dan Tuhan tidak akan menyia-nyiakan mereka,” ungkapnya.

Ia menilai tudingan bahwa kehidupan kiai bergantung pada santri adalah bentuk kesesatan berpikir.“

Itu tidak benar sama sekali. Justru banyak kiai yang membangun pesantrennya dengan jerih payah sendiri, bahkan mengorbankan tenaga, waktu, dan harta,” ucapnya.

Gus An’im pun menyambut baik langkah Trans7 yang akhirnya menyampaikan permohonan maaf secara resmi. Namun ia menilai permintaan maaf saja belum cukup.

“Harus ada sanksi yang jelas terhadap pihak produksi. Kalau perlu, izin penyiarannya dievaluasi supaya tidak ada tayangan serupa yang menyakiti umat,” tandasnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru