JAKARTA – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemedikti saintek) menggaet 30 kampus dan industri asal China untuk mempercepat upaya hilirisasi dan industrialisasi di Indonesia.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendikti saintek) Stella Christie mengatakan memerlukan banyak tenaga ahli di berbagai bidang yang saat ini kita belum ada.
“Itulah mengapa penting sekali untuk bisa meningkatkan (kualitas) yang bekerja sebagai tenaga ahli di perusahaan-perusahaan besar dari asing. Misalnya dari China ini adalah orang-orang kita sendiri, lulusan kita sendiri. Kita harus membuatnya dari sekarang, dari universitasnya, dari politekniknya,” kata Stella di sela-sela kegiatan “2025 China-Indonesia Education-Industry Collaboration Summit” dikutip Bergelora.com di Jakarta, Minggu (19/10/2025).
Kata Stella, sebuah industri tidak akan menjadi industri yang berhasil bila tak mampu berinovasi.
“Karena kalau industrinya tidak ikut inovasi, itu tentu saja akan mati lama-lama secara perekonomian, secara bisnis,” tutur Stella.
Sementara di negara yang maju banyak inovasi yang lahir dari kampus. Bahkan jumlahnya lebih banyak dibandingkan inovasi yang berasal dari perusahaan.
Maka itu Kemendikti saintek mengajak universitas maupun industri China untuk berkolaborasi.
“Inilah juga yang kita ingin dorong. Jadi matching ini dalam dua hal, dalam tenaga kerja dan juga dalam me-matching-kan inovasi, sehingga para peneliti-peneliti kita yang hebat di Indonesia ini bisa menghilirisasikan dan men-scale up hasil dari penelitian mereka,” jelas Stella.
Kenapa China?
China dipilih karena banyak anak muda Indonesia yang melanjutkan studi di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Menurut Stella, hal ini dipengaruhi oleh pendidikan China yang berkualitas, serta diimbangi dengan jarak yang tidak terlalu jauh dan biaya yang relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan negara di Eropa atau Amerika.
Menurut Wamen Stella, kesempatan untuk berkarya setelah kuliah juga menarik sekali.
“Bukan melulu di China sebenarnya, tapi justru di Indonesia, karena banyak perusahaan dari sana yang investasi di Indonesia,” tutur Stella. (Web Warouw)