JAKARTA- Malam ini, Kamis (27/11) kembali penolakan kenaikan harga BBM memakan korban Jiwa. Seorang pemuda bernama Ari, 17 tahun warga pampang meninggal dunia pada saat polisi sedang melakukan represi terhadap aksi mahasiswa dan rakyat yang menolak kenaikan BBM di depan kampus UMI (Universitas Muslim Indonesia).
“Kami menyerukan kepada seluruh rakyat dan mahasiswa Indonesia untuk bersatu dan bergerak merebut kembali Trisakti! Teruslah berlawan sampai menang!” Demikian
Sekjend Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND), Henry Kurniawan kepada Bergelora.com di Jakarta menanggapi represi aparat keamanan di Makassar.
Ketua Partai Rakyat Demokratik (PRD) Sulawesi Selatan Babra Kamal, menyatakan sikap mengutuk dan meminta pertanggungjawaban Kapolri atas kekerasan aparat kepolisian dalam bentrok di kampus UMI malam ini, yang mengakibatkan seorang pemuda atas bernama Ari tewas.
“Laporan yang kami dapat dari lapangan bahwa mobil water canon polisi menggilas korban hingga merenggang nyawa,” ujarnya ketika dihubugi.
Untuk itu ia menegaskan agar rakyat dan mahasiswa tetap menolak kenaikan harga Bahan bakar minyak BBM dan segera laksanakan pasal 33 UUD 1945.
“Syuhada telah gugur di tengah perjuangan ini. Jangan sia-siakan pengorbanan jiwanya.
Hentikan neoliberalisme, rebut kembali kedaulatan nasional,” tegasnya.
Babra Kamal menegaskan bahwa mahasiswa menegmban penderitaan rakyat yang menjadi korban dari keputusan kenaikan harga BBM.
“Berapa lagi korban jiwa yang harus gugur untuk membuka mata presiden bahwa rakyat dan mahasiswa menolak penderitaan akibat kenaikan BBM,” tegasnya.
Wendry Ansory dari Front Aksi Mahasiswa Indonesia (FAM) Al-Azahar, Jakarta mengatakan bahwa kematia pemuda Ari akan membangkitkan gerakan mahasiswa Indonesia.
“Mahasiswa Indonesia akan menggerakan perlawanan masif terhadap keputusan menaikkan BBM yang telah mengorban jiwa rakyat,” tegasnya.(Firdaus).