Minggu, 15 September 2024

Anand Krishna : Gunung Padang Berstruktur Mandala

JAKARTA- Situs Gunung Padang peninggalan kebudayaan megalitikum yang berusia 25.000 tahun di Cianjur, Jawa Barat dipastikan adalah berstruktur bangunan Mandala. Berbeda dengan struktur Piramida yang kerap disebutkan selama ini, struktur Mandala, memiliki makna pribadi manusia yang terdiri atas beberapa lapisan badan dan kesadaran.  Struktur Mandala mencerminkan peradaban tertua dalam sejarah umat manusia tentang apa yang terjadi setelah kematian.

Hal ini disampaikan oleh Spiritualis, Anand Krishna dalam surat yang ditujukan pada Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang yang dipimpin oleh Staff Khusus Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial, Andi Arief beberapa waktu lalu di Jakarta.

Dibawah ini adalah surat lengkap Anand Krishna kepada Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang yang disampaikan kepada Bergelora.com di Jakarta, Rabu (28/5):

Maaf tulisan tangan yang tidak resmi ini, sekedar untuk mengantarkan saudara Joehanes dari komunitas pencinta Anand Ashram, yang tentunya bisa bercerita banyak.

Singkatnya Bapak, saya sempat baca buku karya Bapak Ali Akbar, juga melihat foto-foto yang diambil oleh Saudara Joehanes dkk. Berdasarkan semua itu, kesimpulan awal saya, tentunya dari sudut pandang Budaya dan Peradaban murni,– bahwasanya Gunung Padang atau lebih tepatnya struktur megalitik yang ada di lokasi tersebut adalah semacam Mandala. Jadi matriks yang digunakan untuk menjelaskannya mestilah menggunakan matriks Mandala, bukan Piramid.

Adapun filsafat dasar yang membedakan matriks atau values Piramid dengan Mandala adalah kepercayaan dasar manusia purba tentang apa yang terjadi setelah kematian.

Jika matriks yang digunakan adalah kebangkitan jasmani,– maka struktur piramid adalah tepat. Tetapi jika matriks yang dipakai adalah Mandala bahwasanya “pribadi” manusia terdiri atas beberapa lapisan badan-kesadaran,– maka Mandala menjadi lebih bermakna.

Sepintas dari apa yang saya baca dan lihat – matriks yang digunakan dalam struktur di Gunung Padang (keras, susunan batu, dan lain-lain) merujuk secara jelas pada Mandala. Jika memang demikian, maka ini akan menjelaskan bukan saja adanya “penemuan arkeologi” yang menggemparkan, tetapi penemuan peradaban terkuno.

Sayang sekali, dengan keterbatasan saya saat ini, sangat sulit untuk menulis suatu penjelasan yang lebih rinci.

Sesungguhnya, banyak referensi yang saya miliki, dan tentunya masih banyak lagi yang dibutuhkan untuk itu. Sebelum keberadaan saya di sini pun, sesungguhnya saya sedang menerjemahkan dan mengulas “Manuskrip Suci Sunda” yang barangkali ditulis sekitar 450-500 tahun yang lalu. Tapi, terputus.

Terjemahan itu, sesungguhnya dapat juga saya gunakan bersama beberapa literatur lain dalam bahasa Kawi/Sanskrit untuk menjelaskan “kemungkinan Mandala ini “ (kalau bagi saya pribadi, sudah tiada keraguan lagi).

Demikian penjelasan sedikit yang dapat saya sampaikan. Saudara Joehanes tentunya dapat memberi beberapa penjelasan tambahan. Terima kasih banyak. Salam Hormat,

Anand Krishna

Kontroversi tentang Gunung Padang merebak setelah Andi Arief merilis ada sejenis piramida di bawah Gunung Padang. Dia menyebutkan situs tersebut memiliki ruang dan seperti buatan manusia. Kecurigaannya berawal dari bentuk Gunung Padang yang hampir segitiga sama kaki jika dilihat dari utara. Sebelumnya, Tim juga menemukan bentuk serupa di Gunung Sadahurip di Garut dan Bukit Dago Pakar di Bandung saat meneliti Sesar Lembang.

Menjelang akhir tahun 2012, para peneliti Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang menghasilkan pandangan-pandangan baru. Tim Geologi memandang bahwa survei dan kajian yang dilakukan sudah mencapai 99% telah mendapatkan data lengkap baik data hasil survei geolistrikgeoradar, maupun geomagnetik, serta dan alat bantu geofisika lainnya. Selain tentunya citra satelit, foto IFSAR, kontur dan peta model dijital elevasi (DEM).

Dari berbagai data yang dihasilkan itu, ditambah dengan pembuktian paleosedimentasi di beberapa titik bor sampling, serta analisapetrografi, secara saintifik bisa disimpulkan bahwa memang ada man-made structure di bawah permukaan situs Gunung Padang.

Bangunan di bawah permukaan ini juga dipastikan memiliki chamber dan bentuk-bentuk struktur lain yang diduga goa atau lorong, serta kecenderungan adanya anomali magnetik di berbagai lintasan alat geofisika.

Temuan ini makin diperkuat dengan temuan Tim arkeologi yang berhasil menemukan artefak-artefak di barat dan timur bangunanGunung Padang juga tersingkap, terutama di luar situs definitif saat ini. Bahkan temuan awal artefak berupa batu melengkung di sisi timur situs, menunjukkan dugaan kuat sebagai “pintu masuk” ke dalam bangunan bawah permukaan Gunung Padang. Temuan arkeologi ini, merupakan temuan terbaru sejak situs ini pertama kali ditemukan. (Calvin Garry Eben-Haezer)

 

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru