Rabu, 22 Januari 2025

Andi Arief Ajak Prabowo Ungkap Penculikan

JAKARTA- Mantan Pimpinan Partai Rakyat Demokratik (PRD), Andi Arief yakin bahwa Prabowo Subianto menutupi misteri dibalik penculikan aktivis pada tahun 1997/1998. Ia juga yakin bahwa tindakan penculikan bukan inisiatif pribadi.

“Saya tidak percaya ada inisiatif Pribadi dari Prabowo seperti yang dinyatakan Wiranto soal penculikan,” ujarnya kepada Bergelora.com di Jakarta, Sabtu (21/6).

Andi Arief melampirkan wawancara Prabowo Subianto dengan Majalah Panji edisi 27 Oktober 1999 yang dikutip oleh Herman Saksono dalam tulisannya 28 Mei 2014 berjudul ‘Mengurai Keterlibatan Prabowo Dalam Penculikan Aktivis ‘98’.

Dalam wawancara itu membuktikan bahwa Prabowo Subianto menutupi sesuatu atas penculikan tersebut.

“Di wawancara ini Prabowo seperti menutup sesuatu, memasang badan atas penculikan ini,” jelas Andi Arief yang saat ini menjadi Staff Khusus Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial.

Ia meminta agar Prabowo mau berterus terang, membongkar misteri penculikan atas dirinya dan kawan-kawannya menjelang kejatuhan Soeharto itu.

“Kalau saja Prabowo berterus terang kepada publik, inilah saat yang tepat,”

Andi Arief juga memastikan kalau Prabowo mau membuka kembali kasus penculikan dirinya dan kawan-kawannya, maka ia dan kawan-kawannya akan menyampaikan banyak hal yang belum disampaikan dipublik tentang misteri penculikan aktivis oleh Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu.

“Saya berjanji, akan mengatakan banyak hal yang essensial entah itu nanti bisa saja menguntungkan posisi Pak Prabowo atau sebaliknya,” ujarnya.

Ia berharap Prabowo mau secara jujur membuka misteri penculikan yang sampai saat ini masih menyisakan 13 orang aktivis yang masih hilang belum jelas nasibnya,

“Saya juga dan kawan-kawan lainnya juga sudah harus mengatakan yang sebenar-benarnya, Kejujuran akan dibalas lebih dari kejujuran. Mudah-mudahan Pak Prabowo mau merespon ini,” demikian Andi Arief.

Didalam link http://hermansaksono.com/2014/05/keterlibatan-prabowo-dalam-penculikan.html yang kirim Andi Arief, Herman Saksono mengutip wawancara Prabowo Subianto dengan Majalah Panji edisi 27 Oktober 1999.

 

Daftar Pencarian

Pada wawancara dengan majalah Panji edisi 27 Oktober 1999, Prabowo mengaku bertanggung jawab atas penculikan 9 aktivis pro-demokrasi. Awalnya, Prabowo menerima daftar pencarian 28 orang aktivis radikal. Pimpinan TNI juga mengetahui keberadaan daftar tersebut.

“Saya memang terima satu daftar untuk diselidiki. Jadi, untuk diselidiki. Bukan untuk diculik.” Kata Prabowo Subianto kepada Panji.

Dalam wawancara itu Prabowo juga menyiratkan menyiratkan bahwa daftar tersebut berasal dari Suharto:

Majalah Panji: Anda tidak tanya pada Pak Harto daftar itu didapat dari mana?

Prabowo: Tentu saya tanya.

Dari kesembilan korban penculikan yang dikembalikan, tiga diantaranya—menurut Prabowo—adalah salah tangkap. Ketiga orang tersebut sekarang bergabung dengan Gerindra.

“Andi Arief dkk., itu ada dalam daftar pencarian orang (DPO), yang diberikan polisi. Yang tiga, Pius Lustrilanang, Desmond J. Mahesa, dan Haryanto Taslam, itu kecelakaan,” demikian Prabowo Subianto kepada Panji.

Sembilan aktivis yang sempat diculik oleh Tim Mawar Kopassus adalah Andi Arief, Nezar Patria, Rahardjo Waluyo Jati, Mugianto, Aan Rusdianto, Faisol Reza, Desmon J. Mahesa, Pius Lustrilanang dan Hardjanto Taslam.

Penculikan aktivis 1998 menyisakan 13 orang yang belum kembali. Mereka adalah Petrus Bima Anugreah, Herman Hendrawan, Suyat, Wiji Thukul, Yani Afri, Sonny, Dedi Hamdun, Noval Alkatiri, Ismail, Ucok Siahaan, Hendra Hambali, Yadin Muhidin, dan Abdun Nasser. (Web Warouw)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru