JAKARTA- Mantan pmpinan bawah tanah Partai Rakyat Demokratik (PRD), mengakui sempat bertemu penyair Rakyat WJ Thukul di Hotel Alia, Cikini depan Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Pertemuan itu terjadi tidak sengaja, dua bulan setelah Andi Arief dibebaskan Kopassus dan dilepas oleh Polda Metro Jaya pada tahun 1998.
“Aku yakin Thukul masih hidup. Kalau gak percaya, ada CCTV. Buka dan lihat pertemuan itu,” katan Andi Arief kepada Berelora.com, di Jakarta, Minggu (29/6).
Andi Arief yang memiliki nama sebutan Mirah Mahardhika ini menjelaskan bahwa walaupun kolektif pimpinan PRD dibawah kepemimpinan Budiman Sujatmiko tertangkap dan dipenjara, PRD tetap melakukan perjuangan dan perlawanan di bawah tanah karena pengejaran intel dan aparat militer Orde Baru yang intensif dan represif.
“Karena kepemimpinan Budiman dan kawan-kawan ditangkap dan dipenjara. Kami dikejar-kejar, maka harus berpindah-pindah. Thukul adalah salah satu jajaran pimpinan yang bertugas mengurus Pendidikan dan Propaganda. Satu saat ditahun 1997 dia pamit ijin ketemu si Pon, istrinya,” jelas andi Arief mengingat.
Pada waktu itu Andi Arief mengingatkan bahwa karena rentetan represi Orde Baru, beberapa kawan demoralisasi, ketakutan bahkan ada menderita gangguan jiwa. Namun karena perjuangan harus terus dilanjutkan, maka PRD tidak punya pilihan lain dan memastikan Soeharto harus jatuh.
Andi Arief mengingatkan bahwa WJ Thukul tidak pernah berada di Tanah Tinggi yang berujung bom meledak, sehingga tidak ada alasan untuk menculik Thukul.
“Asumsiku, kalau aku terakhir ditangkap, untuk apa Thukul ditangkap? Kalau mau nangkap masih ada kawan-kawan lain. Bukan Thukul,” jelasnya.
Menurut Andi Arief lagi, dalam kesaksian kawannya yang lain, WJ Thukul juga sempat pamit pada seorang kawan setelah rapat di rumah aman di mampang yang dikoordinasikan seniman Revi “Eping” Triyoso.
“Dia pamit pulang Solo ketemu keluarga mau natalan. Itu tahun 1997. Jadi sampai 1998 Thukul masih bersama kami masih mimpin PRD dan Jaringan Kebudayaan Rakyat (Jaker) dan selalu ribut soal taktik strategi perjuangan sama seniman Revi Triyoso,” ujar Staff Khusus Presiden Bidang Bencana Alam dan Bantuan Sosial.
Andi Arief menegaskan bahwa semua kesaksian disampaikannya bukan untuk melindungi Prabowo Subianto, walaupun ada kemungkinan mantan Danjen Kopassus itu bisa diuntungkan.
“Aku ngomong ini agar orang tahu bahwa tanpa perjuangan PRD itu gak ada Prabowo dan Jokowi bisa nyalon jadi Presiden. Karena PRD memperjuangkan demokrasi multi-partai walau hingga saat ini rakyat belum mendapatkan manfaat. Sementara kasus penculikan dikapitalisasi terus,”. (Web Warouw)