Senin, 9 September 2024

ANIES GIMANA NIH..? Ridwan Kamil Akan Bersaing dengan Calon Independen, Bukan Kotak Kosong

JAKARTA – Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay menyebutkan, bakal calon gubernur Jakarta dari Koalisi Iindonesia Maju (KIM) Ridwan Kamil tidak akan melawan kotak kosong pada Pilkada Jakarta 2024.

Menurut Saleh, ada calon independen yang siap bertarung pada Pilkada Jakarta sehingga masyarakat punya alternatif calon gubernur yang dapat dipilih.

“Saya mendengar tidak kotak kosong. Ada calon independen juga yang siap bertanding. Tetap ada alternatif pilihan di masyarakat,” ujar Saleh kepada kepada pers, Rabu (7/8/2024).

Di samping itu, Saleh menyebutkan bahwa ajakan kepada PDI-P untuk bergabung ke KIM Plus masih ada pada tahap awal.

Oleh karena itu, ia menilai, masih banyak alternatif pasangan yang bisa ditetapkan di Jakarta.

“Lagipula, komunikasinya kan masih di awal sekali. Masih banyak alternatif pilihan yang bisa ditetapkan,” ujar Saleh.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan untuk diketahui, ada satu pasang bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang sedang menempuh pencalonan melalui jalur nonpartai, yakni Dharma Pongrekun dan Kun Wardana.

KPU DKI Jakarta telah menyatakan Dharma-Kun lolos verifikasi administrasi dan akan melalui tahap selanjutnya yakni verifikasi faktual perbaikan.

Adapun skenario calon tunggal pada Pilkada Jakarta diperkirakan dapat terjadi jika Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Nasdem merapat ke KIM. Bila hal itu terjadi, wacana KIM Plus dapat terwujud dan Ridwan Kamil bisa dipastikan tidak akan mendapatkan perlawanan sengit pada Pilkada Jakarta.

“Kemungkinan KIM Plus melawan Kotak Kosong di Pilkada Jakarta mengemuka ketika Koalisi Perubahan yang beranggotakan Nasdem, PKB, dan PKS yang sementara ini mengusung Anies, ‘tergiur’ untuk berpindah haluan,” kata Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro, Senin (5/8/2024).

Menurut Agung, jika ketiga partai politik itu tergiur bergabung dengan KIM maka hal itu memperlihatkan mereka lebih memilih bersikap pragmatis ketimbang mempertahankan sikap oposisi yang ditunjukkan pada masa pemilihan presiden (Pilpres) dan Pemilu 2024.

“Ketertarikan Nasdem, PKB, dan PKS ini terjadi karena nalar politik nasional yakni bergabung dengan pemerintahan Presiden-Wakil Presiden terpilih, Prabowo-Gibran menghegemoni sehingga nalar pilkada (regional) menjadi bukan prioritas,” ujar Agung. (Enrico N. Abdielli)

 

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru