BOGOR- Karena investasi merupakan motor pertumbuhan ekonomi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan agar jajaran pemerintah harus membenahi baik di dalam maupun kemudian mencari investasi dari luar, sehingga kita bisa mencapai pertumbuhan investasi dari tahun lalu paling tidak antara 6 hingga 6,2 persen.
“Itu akan bisa mendorong apabila konsumsi rumah tangga dan lain lain seperti yang tahun tahun sebelumnya dengan investasi yang seperti itu, maka bisa diharapkan pertumbuhan ekonomi kita akan bergerak di atas baseline yang sudah dicanangkan di dalam APBN yaitu 5,1 persen,” kata Menko Perekonomian Darmin Nasution usai sidang kabinet paripurna, di Istana Bogor, Jabar, Rabu (4/1) siang.
Jika kondisi tersebut bisa dicapai, menurut Darmin, Presiden berharap pertumbuhan ekonomi akan bergerak ke arah 5,2 persen, 5,3 persen, bahkan akan lebih.
Presiden juga meminta agar mesin ekonomi kita juga akan bisa lebih seimbang kalau ekspornya bisa bergerak lebih normal kembali. Tidak turun terus seperti tahun tahun sebelumnya walaupun situasi ekonomi dunia, perdagangan ekonomi dunia melambat.
Caranya bagaimana? Menurut Darmin, Presiden menyarakan agar mencari pasar yang non konvensional namun tradisional.
“Kita jangan hanya terpukau pada pasar Amerika, pasar Cina, tapi masih ada India, masih ada Pakistan, masih ada Aljazair, masih ada Nigeria dan sebagainya terhubung mereka. Yang pasar pasti juga besar,” jelas Darmin.
Dengan begitu maka kalau investasi bisa naik seperti diperbaiki pertumbuhannya, pasar yang non tradisional bisa dikembangkan, kemudian inflasi bisa dijaga di bawah 4 persen, menurut Menko Perekonomian, ekonomi kita bukan hanya tumbuh lebih baik dari tahun lalu tetapi juga akan bisa menurunkan tingkat kemiskinan dan memperbaiki ketimpangan seperti yang terjadi tahun sebelumnya.
Sebelumnya dalam awal konperensi pers itu, Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, bahwa Presiden banyak meminta perhatian dan meminta supaya ditindaklanjuti soal hubungan antara pertumbuhan ekonomi yang dicapai dengan tingkat pengangguran, dengan tingkat kemiskinan, bahkan dengan tingkat ketimpangan dari pendapatan masyarakat.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, Menko Perekonomian Darmin Nasution juga menyampaikan rencana pemerintah yang akan segera meluncurkan Paket Kebijakan Ekonomi ke-15 mengenai logistik bersama sama dengan Indonesia National Single Window, yang merupakan bagian dari persoalan logistik dan sebagian daripadanya itu adalah menyangkut apa namanya dwelling time atau waktu bongkar muat di pelabuhan.
“Dwelling time itu bagian administrasi prosedurnya itu ada di wilayah ini dikoordinasikan Menko Perekonomian bagian infrastruktur nya ada dikoordinasikan Menko Maritim. Ya kita kerja sama untuk menurunkan lagi Dwelling time yang sekarang ini kita kita 2,9 hari ke arah yang diharapkan Presiden,” pungkas Darmin. (ZKA Warouw)