Selasa, 11 Februari 2025

AYO BANGKIT MELAWAN..! Guru Besar dan Dosen FK Unair Mogok Kerja demi Prof BUS: Kita Katak Dalam Tempurung!

SURABAYA – Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr dr Budi Santoso SpOG FER atau Prof BUS diberhentikan dari jabatannya sejak Rabu, 3 Juli 2024. Merespons keputusan mendadak Rektor Unair tersebut, salah satu guru besar FK Unair mengajak rekan dosen dan staf FK Unair mogok kerja.

“Kita akan bergerak mulai sekarang. Semua dosen, wakil dekan, dan bagian staf FK saya usulkan untuk mogok mengajar mulai hari ini. Setuju? Sampai Prof BUS dikembalikan ke tempatnya,” kata Profesor Bedah Saraf Prof Dr dr Abdul Hafid Bajamal SpBS (K) diafirmasi oleh para peserta aksi, Kamis (4/7/2024).

Prof Hafid mengatakan dirinya dan sejumlah pejabat, dosen, juga staf FK Unair yang terlibat dalam aksi ‘Bela Prof BUS’ telah bersepakat untuk mogok kerja demi mendesak Rektor Unair mengembalikan jabatan Dekan FK kepada Prof BUS.

“Paling tidak melakukan mogok mengajar sampai rektor mengembalikan posisi Prof BUS. Kita sudah kompak semua kepala bagian, staf, dosen, semua sepakat akan perjuangkan Prof BUS sampai akhir,” jelasnya.

Tonton orasi Prof Dr dr Abdul Hafid Bajamal SpBS (K):

Kepada Bergelora.com di Surabaya dilaporkan Guru Besar Bedah Saraf itu menilai bahwa keputusan rektor Unair mencopot Prof BUS dari jabatan Dekan FK Unair tidak berdasar. Ia juga sempat menanyakan sejumlah hal tentang Prof BUS yang dijawab ‘tidak’ dengan kompak dan keras oleh seluruh peserta aksi.

“Saya tanya kepada saudara-saudara, apakah Prof BUS melakukan tindakan asusila? Apakah Prof BUS melanggar hukum? Apakah Prof BUS teroris? Apakah Prof BUS melakukan korupsi? Cukup buat kita,” tanya Prof Hafid.

Tidak hanya itu, Prof Hafid juga sempat menyatakan pendapat tentang civitas academica yang selama ini dijadikan katak dalam tempurung.

“Tahukah saudara, (di tengah) hingar bingar demokrasi, hingar bingar keadaan di luar kampus tidak ada satupun aktivitas civitas academica yang dilakukan. Kenapa? Karena kita dijadikan katak dalam tempurung,” tegasnya.

“Hari itu sudah berakhir saudara-saudara. Hari ini kita harus berani berbicara. Apa yang benar harus kita sampaikan, keadilan kita suarakan. Jangan jadi penjilat, jangan jadi munafik karena jabatan tidak naik. Hari ini semua harus bersikap, tegas, tidak bisa lagi kita sendiko dawuh. Bukan zamannya. Kita akademisi!” Serunya. (Ardiansyah Mahari)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru