JAKARTA- Tiongkok berencana untuk mulai membangun fase pertama dari pembangkit listrik tenaga surya berbasis ruang angkasa yang ambisius pada tahun 2028, dua tahun lebih cepat dari jadwal. Selama dekade berikutnya, negara tersebut berencana untuk melakukan pembangkit listrik tenaga surya dan uji transmisi di berbagai ketinggian orbit.
VIRAL Asal Usul Perang di Ukraina:
Fase 3 dan 4, masing-masing dijadwalkan untuk tahun 2035 dan 2050, membutuhkan peningkatan yang signifikan dalam pembangkitan energi dan transmisi (10 MW dan 2 gigawatt), kemampuan perakitan orbital, akurasi kemudi balok, dan arsitektur transmisi.
Proposal tersebut juga menyerukan pembangunan infrastruktur di lapangan untuk menerima transmisi energi. Desain CAST telah diperbarui dalam makalah “Teknologi kemudi pancaran daya gelombang mikro retro-directive dari pembangkit listrik tenaga surya luar angkasa,” yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Tiongkok Space Science and Technology.
Proyek empat fase, menurut makalah itu, dapat membantu Tiongkok mencapai tujuan keamanan energi dan netralitas karbonnya. Pemutakhiran strategi tersebut rupanya sebagai respon terhadap tren perkembangan domestik dan internasional serta kemajuan teknologi.
Pada tahun 2021, CAST mengungkapkan bahwa mereka sedang mengerjakan eksperimen pembangkit listrik skala kecil, dengan fasilitas pembangkit listrik tingkat megawatt yang mungkin dibangun sekitar tahun 2030. CAST juga membangun fasilitas uji di kota Chongqing di Cina Barat Daya untuk membantu penelitiannya ke luar angkasa. berbasis tenaga surya.
Tim bahkan menggunakan muatan di atas kapal udara kecil untuk menguji transfer daya melintasi jarak 300 meter tahun lalu.
Dalam perkembangan terkait, seorang pejabat senior di Akademi Teknologi Kendaraan Peluncuran Tiongkok (CALT), yang, seperti CAST, merupakan anak perusahaan dari kontraktor ruang angkasa utama Tiongkok, CASC, tahun lalu mengajukan proposal untuk membangun pembangkit listrik berbasis ruang angkasa di GEO menggunakan kendaraan peluncuran super berat Long March 9 yang dapat digunakan kembali.
Usulan tersebut kemungkinan besar tidak akan dilanjutkan atau mendapat sanksi resmi. Tenaga surya berbasis ruang angkasa memiliki hambatan yang signifikan, termasuk kelayakan ekonomi dan biaya produksi, layanan peluncuran yang rendah dan dapat diandalkan, serta transfer energi yang efisien dan aman.
Krisis Energi dan Pangan
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, sementara itu Presiden Vladimir Putin mengatakan kepicikan para politisi Eropalah yang memicu krisis energi, bukan Rusia. Ia pun menegaskan Rusia siap mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi krisis pangan global.
“Kami melihat upaya untuk mengalihkan kesalahan atas apa yang terjadi di pasar makanan di Rusia, tetapi ini adalah upaya untuk menyalahkan orang lain,” kata Putin dalam sebuah wawancara dengan Rossiya-1 seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (4/6/2022).
Dia ingat bahwa bertentangan dengan klaim politisi Barat, masalah di pasar makanan global dimulai selama pandemi COVID-19, jauh sebelum Rusia memulai operasi militer khusus di Ukraina.
Putin juga menyebut bahwa peran Ukraina sebagai pengekspor komoditas pangan tidak sepenting yang dibuat oleh Barat. (Enrico N. Abdielli)