Sabtu, 14 September 2024

BARAT MAKIN TERPURUK..! Eropa Ultimatum Elon Musk soal Wawancara Donald Trump

JAKARTA – Komisi Eropa memberikan peringatan keras kepada pemilik platform X Elon Musk dan CEO Linda Yaccarino. Media sosial itu terancam menghadapi penalti dan pembatasan di Eropa jika tidak segera bertindak melawan penyebaran konten ilegal, termasuk kekerasan dan ujaran kebencian.

“Saya menulis kepada Anda dalam konteks insiden baru-baru ini di Inggris dan wawancara langsung di platform X antara Anda dengan kandidat presiden AS yang juga bisa diakses oleh masyarakat Uni Eropa,” tulis komisioner untuk pasar internal Komisi Eropa Thierry Breton, dalam suratnya yang diunggah di X.

Lebih lanjut, Breton menegaskan bahwa pihaknya akan terus memonitor potensi risiko yang terjadi di Uni Eropa buntut maraknya konten ilegal di X. Ia meminta X untuk memastikan sistem moderasi konten dan memberikan laporan kepada Uni Eropa secara berkala.

Menanggapi peringatan tersebut, Yaccarino mengatakan Komisi Eropa mendiskriminasi warga Eropa. Ia mengatakan Komisi Eropa mengindikasikan masyarakatnya tak mampu mendengarkan percakapan dan membuat kesimpulan sendiri.

Breton mewanti-wanti ke Musk bahwa Uni Eropa telah menyiapkan ‘toolbox’ yang siap melindungi masyarakatnya dari bahaya nyata.

Dalam aturan Digital Services Act (DSA) yang berlaku di Eropa, X termasuk dalam kategori ‘platform online sangat besar’ dengan basis pengguna lebih dari 300 juta di seluruh dunia.

Dengan begitu, X wajib mematuhi aturan DSA jika masih mau beroperasi di kawasan Eropa dengan tentram.

Sebelumnya, kerusuhan terjadi di Inggris yang diperburuk maraknya konten disinformasi di media sosial, termasuk X. Bahkan, Musk sempat me-repost salah satu teori kontroversial yang tak akurat di akun X personalnya. Musk juga terang-terangan menyebut perang saudara akan pecah di Inggris.

Otoritas Inggris menyebut omongan Musk tak berdasar. Ia juga dikecam oleh para pakar dan petinggi pemerintahan karena kerap membuat pernyataan sensasional yang memperburuk situasi geopolitik di beberapa negara.

Trump Salahkan Biden Soal Invasi Rusia ke Ukraina

Sebelumnya kepada Bergelora.com.di Jakarta dilaporkan, calon Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menuding Presiden Joe Biden bertanggung jawab atas invasi Rusia ke Ukraina. Pernyataan ini disampaikannya pada sebuah wawancara dengan Elon Musk di media sosial X.

Trump secara keras mengatakan invasi Rusia tidak akan terjadi jika Biden tidak menjadi presiden. Menurut dia, hubungan baiknya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dapat mencegah konflik tersebut.

Trump mengaku pernah memperingatkan Putin untuk tidak mengambil tindakan terhadap Ukraina. “Kami berhubungan baik dan dia juga menghormati saya,” ujarnya, seperti dikutip Euro News, Senin (12/8/2024).

Calon Presiden AS dari Partai Republik itu juga bicara tentang bantuan militer ke Ukraina. Menurut dia, negara-negara Uni Eropa tidak memberikan kontribusi setara dengan AS dalam membela kedaulatan wilayahnya.

“Mengapa kami membayar lebih banyak untuk mempertahankan Eropa daripada negara-negara Eropa,” ujarnya. Trump merasa kondisi itu tidak adil dan harus segera diatasi.

Terakhir Trump memuji Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, yang disebutnya sebagai sosok terhormat. “Tidak ada yang merasa lebih buruk tentang situasi Ukraina selain dirinya,” ujarnya. (Web Warouw)

 

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru