JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengusulkan kehadiran pemimpin negara-negara yang tergabung dalam Uni Afrika / African Union dalam pertemuan G20 yang diselenggarakan di Bali pada November tahun ini.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani selepas mendampingi Presiden Jokowi dalam menerima kunjungan Managing Director IMF, Kristalina Georgieva, di Istana Bogor, Minggu (17/7/2022).
“Waktu presidensi Indonesia ini, kita berinisiatif bapak Presiden mengundang African Union. Ini diharapkan dapat menjadi putusan yang permanen dari G20,” kata Sri Mulyani dalam kanal Youtube Sekretariat Presiden, Minggu, (17/7).
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Sri Mulyani menuturkan bahwa selama ini G20 tidak memasukkan negara-negara Uni Afrika di dalam pembahasannya secara permanen.
Menurutnya, usulan ini juga sejalan dengan agenda pembahasan G20 seputar penangangan krisis pangan dan energi yang melanda negara-negara miskin dunia. Suara dari negara-negara Uni Afrika di forum internasional, dinilai mampu membuka mata publik untuk mencari solusi bersama atas krisis ekonomi saat ini.
“Ini menyebabkan kita bisa membahas masalah dunia secara lebih lengkap karena suara dari negara-negara terutama dari Afrika yang sekarang sedang menghadapi banyak sekali kesulitan baik pangan, kesulitan dari sisi ekonomi dan juga keuangan,” lanjutnya.
Sri Mulyani turut memaparkan bahwa kesiapan presidensi Indonesia di G20 juga mendapat dukungan dari kondisi ekonomi makro domestik yang cukup terjaga dari sisi pertumbuhan, neraca pembayaran, dan inflasi. Hal itu, tuturnya, mendapat dukungan dan kepercayaan dari IMF.
“Kita berharap bahwa kondisi Indonesia yang baik ini tetap dijaga, karena nanti bapak Presiden akan menjadi tuan rumah di bulan November,” tandasnya.
Diketahui, hasil pertemuan antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) akan menjadi salah satu bahasan dalam pertemuan puncak / leaders meeting G20 pada November mendatang.
Agenda ekonomi yang telah dibahas antara lain berkisar dalam dua topik utama yakni situasi ekonomi global saat ini dan tantangannya, yaitu terkait dampak pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina terhadap prospek ekonomi internasional, inflasi global, ketahanan pangan-energi, serta strategi keluar dari efek berkelanjutan dari pandemi. (ZKA Warouw)