JAKARTA – Koalisi Nasional Serikat Pekerja Anti Imperialisme merespon campur tangan Amerika Serikat di Komisi Pemilihan Umum (KPU)dalam menentukan pemenangan pemilihan presiden (pilpres) 2014. Hal ini ditegaskan oleh Koordinator Koalisi Nasional Serikat Pekerja Anti Imperialisme, FX. Arief Poyuono kepada Bergelora.com di Jakarta, Senin (21/7).
Ia mengumumkan bahwa saat ini sudah didirikan Posko Front Anti Imperialisme di depan KPU diikuti aksi belasan ribu buruh mengepung KPU dan Kementerian Tenaga Kerja di Jakarta, besok Selasa (22/7).
“Kecurangan dalam Pilpres sudah jelas-jelas merupakan skenario imperialisme Amerika untuk tetap mempertahankan hegemoni kepentingan Amerika di Indonesia,” ujarnya. Seharusnya menurutnya, pemilihan presiden merupakan suatu jalan menuju perubahan kesejahteraan bagi kaum pekerja dan buruh karena pemerintahan baru, yang dihasilkan oleh pilpres yang bersih akan memberikan dampak yang positif bagi kehidupan kaum buruh dan pekerja.
“Apalagi dalam pilpres 2014 sebagian besar organisasi buruh seperti KSPI, FSPMI, PGRI, FSP BUMN Bersatu. FSP Perkebunan Negara .GSP Pelindo secara langsung mendukung dan memberikan suara pada calon presiden Prabowo Subianto,” ujarnya.
Namun menurutnya kecurangan sistimatis dalam penyelengaraan pilpres 2014 didukung oleh intervensi asing dan sejumlah konglomerat hitam yang anti kesejahteraan buruh.
Menurutnya intervensi asing dilakukan karena ketakutan pihak koorporasi asing terhadap dicabutnya sistim kerja kontrak dan nasionalisasi oleh pemerintahan Prabowo. Untuk menyikapi kecurangan pilpres 2014 dan imperialsme Amerika, kaum buruh menurutnya akan melakukan perlawanan secara masif dengan mengepung KPU dalam jumlah massa buruh yang besar. Selain mengepung KPU kaum buruh juga akan melakukan berbagai aksi pemogokan nasional seperti blokade jalan tol, penutupan pintu masuk pelabuhan dan bandara untuk menolak hasil pilpres 2014.
“Pada bulan Agustus buruh akan menduduki istana negara untuk mendesak SBY melakukan pilpres ulang yang bersih dari intervensi asing,” ujarnya.
Penutupan pelabuhan dan seluruh bandara adalah sangat mungkin menurutnya arena pernah dilakukan pada tahun 2007 dan 2010.