JAKARTA- Penegakan hukum membutuhkan figur seorang polisiĀ seperti Komjen Budi Waseso yang tegas dan berani membongkar kasus-kasus korupsi di Indonesia. Rencana pencopotan dirinya hanya akan menambah citra buruk pemerintah dalam pemberantasan korupsi. Hal ini disampaikanoleh mantan Wakil Ketua Dewan perwakilan Daerah (DPD) Laode Ida kepada Bergelora.com di Jakarta, Jumat (4/9).
Ā
āKita sangat butuh figur petinggi Polri seperti Budi Waseso (Buwas) yang begitu berani membongkar kasus-kasus korupsi besar. Sehingga isu pencopotannya, jika itu benar, terkait dengan gebrakannya itu maka akan kembali menjadikan dua pihak tercitrakan buruk,ā ujarnya.
Pihak pertama menurutnya niscaya polri sendiri, dan pihak kedua adalah Presiden Joko Widodo. Kedua pihak ini menurutnya akan dianggap berupaya mengamankan jaringan figur pejabat korup yang disasar oleh Buwas, yang berarti pemerintah sekarang lebih mengamankan para oknum figur pejabat yang terindikasi korup.
āLebih parah dari itu, boleh jadi akan menjadikan negara ini dikelola oleh jaringan mafioso yang dicoba selalu dilindungi oleh para pejabat penegak hukum dan penguasa negara,ā jelasnya.
Menurutnya, Presiden Jokowi seharusnya mendorong instansi Polri untuk jauh lebih produktif dalam menjalankan mandatnya memberantas korupsi, bukan sebaliknya menjadikan kembali mandul.
āPolri, meskipun pimpinannya diangkat oleh presiden, namun posisinya di tingkat negara, bukanlah instrumen kekuasaan presiden melainkan instrumen negara untuk menjalankan mandat undang-undang,ā ujarnya.
Presiden Jokowi menurutnya seharusnya meminta Polri, KPK dan Kejaksaan untuk bersinerji membersihkan negara dan kekuasaan dari para pejabat korup agar menjadikan Indonesia bersih dari korupsi.
āPara oknum pejabat korup itu sudah ada daftarnya, sudah tersedia di KPK, Polri dan Kejaksaan. Namun problemnya sekarang, para pejabat pemberantas korupsi masih bergerak setengah hati,ā ujarnya. (Calvin G. Eben-Haezer)