Senin, 28 April 2025

China Bantu Pemkot Kupang Siapkan Air Minum

KUPANG- Perjalanan Wali Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) Jonas Salean  dan Direktur  PDAM  Kota Kupang , Noldy DP Mumu berbuah hasil yang sangat positif  yakni kehadiran pengusaha asal China bukan untuk mengerjakan proyek pemerintah tapi membantu  menyiapkan air minum bagi masyarakat Kota Kupang. Penegasan itu disampaikan  Jonas Salean kepada wartawan  di Kupang, Senin, [2/11] Di Balai Kota Kupang saat dimintai keterangannya tentang kehadiran kehadiran pengusaha asal China tersebut.

 

Jonas mengatakan, kerja sama dalam penyedian serana umum diantaranya dari Kali Dendeng yang akan disiapkan pemerintah fasilitas jaringan pipa ke rumah warga.

“Dana dari pemerintah. Masakan semuanya dari China. Kita siapkan dana dan kerjasama bikin sambung pipa dari rumah ke rumah. Harus kita yang lakukan. Untuk urusan air minum terutama di Kali Dendeng, jelas harus ada andil  dari pemerintah,”” papar Jonas
Walikota menjelaskan hal ini berbeda kalau pihak China dia mau membangun pabrik semen atau membuat air asin menjadi air tawar. Jika dua hal itu maka murni urusan  urusan China.

“Kalau perusahan dia (China) mau bangun pabrik semen atau air laut jadi air tawar itu urusan mereka. Tetapi untuk air minum untuk warga kota Kupang dia punya respek   untuk siapkan fasilitas itu dan sambungan ke rumah-rumah  itu tanggung jawab pemerintah,” tegasnya.

Jonas juga menyesalkan ada penilaian dirinya tak konsisten, padahal yang dia bicarakan itu untuk ke pentingan pelayanan umum, maka harus ada kerja sama, tak bisa semuanya dikerjakan oleh pengusaha asal china tersebut

 Dia mencontohkan,  jika nanti pengusaha itu menyiapkan bak penampung air lalu sambung dari rumah-rumah  maka pemerintah harus siapkan dananya. Jonas belum mau membicarakan soal anggaran yang ditanyakan yaitu  Rp 30 miliyar bantuan Pemprov NTT dan Rp 7,5 milyar dari Pemkot.

Sebelumnya, Ketua Fraksi  PDIP DPRD Kota Kupang  Adrianus Talli mengatakan, seharusnya, ketika berada di China , Walikota Jonas sudah mengetahui secara pasti yang jelas wujud  dan konsep perusahan China tersebut yang hendak berinvertasi di kota Kupang.

“Apakah invertasi murni atau kerjasama?  Sehingga ketika kembali ke Kupang, Walikota  menjelaskan  kepada masyarakat dan tidak bertantangan dengan apa yang seharusnya. Kalau pada akhirnya  terjadi inskonsistensi perjelasan seperti ini, maka tentunya dapat menimbulkan keraguan di tengah masyarakat  terhadap hasil  dan manfaat  dari apa yang sudah dan akan di lakukan antara  walikota dan perusahan China tersebut nantinya di Kota Kupang,” ujarnya.

Apalagi dengan survei yang hanya sehari dan telah mampu mengidentivikasi  begitu banyak potensi yang dapat di kembangkan, jelas semakin kabur  dan tak jelas model  invetasinya. Apakah mau mengurus air atau mau membangun pabrik semen. (Philip Matias Giri)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru