JAKARTA- Seorang pejabat Administrasi Pangan dan Cadangan Strategis Nasional Cina (National Food and Strategic Reserves Administration) menyampaikan bahwa penerapan proyek biji-bijian berkualitas tinggi di negaranya telah mendorong reformasi struktural sisi penawaran di bidang pertanian, membantu meningkatkan pasokan pangan dan memberikan keuntungan besar bagi petani.
Pemerintah China mulai menerapkan berbagai proyek biji-bijian berkualitas pada tahun 2017. Sejak saat itu, pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran sebesar 21,5 miliar yuan (sekitar Rp47,5 triliun) untuk proyek-proyek tersebut. Pemerintah lokal dan investasi sosial menambahkan 60 miliar yuan (sekitar Rp132,5 triliun).
Data menunjukkan bahwa China telah berhasil meningkatkan jumlah biji-bijian berkualitas tinggi sebanyak lebih dari 50 juta ton melalui berbagai proyek selama periode tersebut, sebagaimana dikutip dari china.org.cn.
Kepala Administrasi Zhang Wufeng menyebut bahwa pelaksanaan proyek tersebut menghasilkan produk biji-bijian dalam jumlah yang tinggi dengan kualitas yang lebih baik, mendorong pengembangan berkualitas tinggi, serta meningkatkan pendapatan petani di China.
Sebelumnya, china news melaporkan bahwa Pemerintah China berencana menambah luas lahan pertanian standar tinggi hingga mencapai 1,2 miliar mu (sekitar 80 juta hektare) pada tahun 2030.
Wakil dan Urusan Pedesaan China, Zhang Taolin, mengatakan bahwa merupakan landasan bagi ketahanan pangan serta memainkan peran penting dalam ekosistem dan pembangunan pertanian hijau.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, pada akhir tahun 2020, China telah mengembangkan 800 juta mu (sekitar 53 juta hektare) lahan pertanian berstandar tinggi. Luas lahan itu membantu meningkatkan kapasitas produksi biji-bijian sebesar 10 hingga 20 persen per mu dan menghemat biaya sebesar 500 yuan per mu (sekitar Rp1,1 juta per 666 meter persegi).
Pemerintah China telah menyiapkan berbagai langkah untuk mencukupi kebutuhan pangan bagi penduduknya yang mencapai 1,4 miliar orang. (Enrico N. Abdielli)