JAKARTA- Kemajuan tehnologi memudahkan bagi pilot pesawat untuk mengakses data cuaca terbarukan dari website Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mempersiapkan penerbangan. Namun harus diakui data cuaca dari website BMKG kadang terlambat diupdate (diperbaharui-red). Hal ini disampaikan oleh Captain (Pilot) Rudolf Albert Rooroh kepada Bergelora.com di Jakarta, Minggu (4/1).
“Kadang-kadang memang data di website BMKG bisa telat di update (perbaharui-red) tapi gak ganggu sih, paling lama gak update 30 menit,” jelasnya.
CEO di Pilot School, Nusa Flying Internasional (NFI) ini mengatakan, sedikit sekali salah perkiraan dalam data BMKG karena setiap data ada keterangan jam berapa dikeluarkan.
“Keterlambatan mengupdate kemungkin karena proses transfer data dari satelite ataupun peralatan meteorology lainnya. Setahu saya cukup update tapi memang mungkin belum yang tercanggih,” ujarnya.
Saat ini menurutnya yang harus segera ditingkatkan di BMKG adalah ketiadaan satelit cuaca.
“Service dan weather satelite yang kita gak punya. Service lebih ke SDM yang belum standard. Untuk airport-airport tertentu pelayanan BMKG masih minim,” ujarnya.
RA Rooroh mengatakan secara tehnis, pengambilan data meteorology ke BMKG dilakukan oleh FOO (Flight Operation Officer), tapi saat ini data cuaca sudah bisa di akses di web BMKG.
“Relatif updated data tersebut sama persis dengan hardcopy yang akan diambil di BMKG. Hanya bedanya kalau kita ambil data di BMKG ada briefing dari staf BMKG, tapi itu semua standard baik FOO maupun Pilot bisa membaca atau menjabarkan data-data tersebut,” ujarnya.
Sekarang menurutnya dengan tehnologi yang ada, harusnya mendapat kemudahan untuk mengakses sehingga banyak waktu yang bisa diefektifkan.
Menurutnya adalah salah sama sekali jika menyalahkan pilot dalam kecelakaan AirAsia yang terakhir.
“Diseluruh dunia sekarang pilot sudah menggunakan laporan cuaca dari website BMKG di negara setempat. Karena lebih simple,” ujarnya
Ia menduga pengambilan data oleh FOO penerbangan AirAsia pada jam 07.00 pagi setelah pesawat hilang dari radar adalah untuk melengkapi data.
“Mungkin untuk melengkapi data aja, karna data sebelumnya pasti udah diakses dari internet. Kemungkinan mereka sudah punya data lewat website. Karna ketentuan harus ada data hardcopy dari briefing office maka untuk memenuhi syarat saja mereka mengambil data di BMKG setelah status penerbangan dinyatakan lost contact,” jelasnya.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jendral Perhubungan Udara membekukan sementara izin rute penerbangan Indonesia Air Asia Surabaya-Singapura. Ketentuan ini terhitung sejak hari ini, Jumat (2/1), sampai ada hasil evaluasi dan investigasi terkait kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501.
Potongan Pesawat
Sementara itu, potongan pesawat jenis Airbus AirAsia QZ 8501 sudah ditemukan. Dua potongan sepanjang 9 Meter dan 6 Meter saat ini sudah diamankan oleh TNI Angkatan Laut untuk diteliti lebih lanjut.
Sebanyak 30 korban telah ditemukan. Sebanyak 6 korban diantaranya telah berhasil diidentifikasi oleh keluarga korban dan diambil untuk dikebumikan.
Pesawat diduga sempat melakukan pendaratan darurat karena pintu darurat terlepas dan ada beberapa orang berada diluar pesawat termasuk seorang pramugari. Pesawat AirAsia QZ 8501 jenis Airbus A-320 mengalami kecelakaan setelah terjebak dalam cuaca ekstrim comulonimbus yang sangat berbahaya pada rute Surabaya-Singapura pada Minggu pagi, 28 Desember 2014. (Web Warouw)