JAKARTA- Krisis moneter dunia saat ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengajukan agenda kepentingan nasional. Krisis menjadi dasar bagi Indonesia untuk melakukan renegoisasi semua kontrak asing yang selama ini beroperasi di Indonesia. Sumberdaya alam dan tenaga kerja Indonesia adalah modal untuk menuntut kesetaraan yang lebih menguntungkan bagi Indonesia. Hal ini disampaikan oleh budayawan Burhan Rosyidi kepada Bergelora.com di Jakarta, Jumat (28/8).
“Sekarang kesempatan bagi Indonesia untuk bergain dengan semua perusahaan asing yang selama ini beroperasi di Indonesia. Pemerintah perlu segera mendorong agenda renegoisasi kerjasama yang setara dan lebih menguntungkan bagi Indonesia yaitu. Seperti yang selama ini sudah dilakukan oleh Cina, Korea Selatan dan India dan Jepang bahkan Malaysia,” ujarnya.
Dalam krisis moneter saat ini, menurutnya kekayaan sumberdaya alam dan tenaga kerja merupakan modal utama yang dimiliki oleh Indonesia berhadapan dengan modal kapital dan tehnologi yang dikuasai pemilik modal kapital. Untuk itu Indonesia harus menentukan pola investasi yang langsung menguntungkan bagi rakyat dan negara, tidak lagi inferior.
“Dana dan tehnologi silahkan masuk tapi semua proyek harus dilaksanakan oleh dalam negeri yaitu BUMN dan BUMD agar negara terlibat dan mengawasi secara langsung semua proyek-proyek pembangunan tersebut,” tegasnya.
Untuk itu juga menurutnya, prioritaskan keuntungan bagi rakyat setempat dan pekerja yang harus turut serta dalam kepemilikan saham bagi hasil dari infrastruktur yang dibangun. Prioritas kedua adalah bagi pemerintah setempat, propinsi dan pusat.
Sehingga semua hasil pembangunan adalah milik rakyat setempat dan negara secara tidak langsung,” ujarnya.
“Tidak ada dikotomi antara rakyat dan negara, karena negara adalah organisasi tertinggi milik rakyat yang harus melayani rakyat seperti yang diamanatkan oleh Undang-undang Dasar 1945 yang asli. Oleh karena itu negara harus prioritas memenuhi semua kebutuhan mendasar rakyat yaitu, kesehatan dan pendidikan, perumahan, listrik, serta telekomunikasi adalah gratis,” ujarnya. (Web Warouw)