JAYAPURA- Hasil investigasi kasus penembakan di Enarotali – Kabupaten Paniai yang menewaskan empat warga sipil pada tanggal 8 Desember lalu sudah ditunggu DPR Papua (DPR-P). Hal itu dikatakan anggota Komisi A DPR Papua bidang politik dan hukum, Along kepada Bergelora.com di Jayapura Senin (22/12).
Menurutnya saat ini DPR Papua masih menunggu hasil penyelidikan dan penyidikan secara menyeluruh dari TNI – Polri terkait kasus penembakan ini.
“Telah terjadi satu peristiwa dimana ada korban dari masyarakat sipil sebanyak empat orang. Kami dari DPR-P merasa sangat prihatin dengan peristiwa ini, sehingga harus betul – betul ada satu pengungkapan yang benar–benar jujur. Agar kita tahu siapa pelakunya dan bagaimana penyelesaiannya untuk masyarakat,”katanya.
Pasca bentrok berdarah di Paniai pada awal Desember tahun ini, para wakil rakyat langsung menuju Kota Enarotali ibukota Kabupaten Paniai, untuk melakukan investigasi. Tujuh anggota dewan ini berada di Paniai selama dua hari dengan menempuh perjalanan darat.
Dijelaskannya selama dua hari berada di Paniai, DPR Papua juga melakukan kunjungan ke tempat kejadian pertama di Pondok Natal. Setelah itu keesokkan harinya tujuh anggota dewan ini menuju RSU Paniai.
“Dari situ kami langsung meminta keterangan dari korban penembakan. Ada beberapa orang yang masih dirawat dan kami langsung ke Polsek Paniai dan kami berbicara dan berdiskusi dengan Kapolres Paniai dan anggotanya. Setelah itu kami ke Koramil Paniai bertemu Dandim,” jelasnya.
Mantan Ketua DPRD Mamberamo Raya ini menjelaskan bahwa secara garis besar institusi keamanan baik TNI/Polri mengakui ada terjadi penembakan. Hal ini berdasarkan visum dan otopsi dari pihak rumah sakit memang benar ada terjadi penembakan.
“Saat ini yang kita belum ketahui penembakan itu dari kesatuan mana. Itu yang masih belum kita ketahui. Mereka juga belum memastikan itu siapa. Itu tunggu dari hasil tim Mabes Polri datang. Kita harapkan mudah–mudahan secepatnya bisa terungkap,” katanya.
Sebagian masyarakat sipil menginformasikan bahwa, pelakunya adalah TNI dan ada juga yang mengatakan pelakunya dari Polri. Namun menurutnya DPRP tidak mau gegabah. Persoalan ini nantinya diserahkan kepada Mabes Polri yang sudah langsung melakukan investigasi.
“Mereka ini yang mempunyai kewenangan dan profesional melihat dari selongsongan peluru dan hasil visum. Karena kalau kita lihat dari masyarakat, pastinya mereka katakan pelakunya adalah aparat keamanan,” tegasnya.
Dijelaskan lagi oleh Along, saat tim DPR Papua melakukan investigasi ke Paniai. Belum ada pembentukan Alat Kelengkapan Dewan (AKD). Karena saat kejadian bersifat emergency.
“Dari DPRP ada hak inisiatif dari ketua dewan untuk memerintahkan kami ke Paniai. Kami ke Paniai selama dua hari,” tegas Along.
Seperti diketahui bentrok Paniai pada tanggal 8 Desember lalu, jenazah empat warga sipil korban kerusuhan Enarotali, dimakamkan di dalam satu liang lahat di dekat Kantor Koramil setempat, Rabu (10/12). Pemakaman dilakukan setelah dokter dari Mabes Polri melihat kondisi jasad para korban karena keluarga tidak mengizinkan untuk diotopsi.
Empat korban yang tewas akibat tertembak pada kerusuhan Senin (8/12) itu masing masing Yulian Yeimo, Simon Degei, Alpius Gobay dan Alpius Youw.
Kerusuhan di Enarotali, Ibu kota Kabupaten Paniai itu berawal dari kasus lalu lintas yang berbuntut pertikaian antara warga dengan aparat keamanan. Warga menyerang kantor Koramil dan Polsek serta membakar empat unit mobil. (Yohana Toatubun)