JAKARTA- Seorang dokter di New York positif mengidap ebola setelah pulang dari Guinea, Afrika. Demikian perkembangan terakhir dari wabah Ebola yang menyerang Afrika dilaporkan badan kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) lewat Kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan (Balitbang), Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama dari Jenewa kepada Bergelora.com, Selasa (26/10).
“Kasus pertama Ebola di New York adalah seorang dokter yang baru pulang dari ikut team pengobatan pasien di Guinea. Dalam perjalanan dari Guinea ke Belgia dan ke Amerika Serikat dia tidak ada keluhan, keluhannya baru timbul setelah lima hari tiba di New York,” jelasnya.
Menurutnya, ini artinya ada dua kasus di Amerika Serikat yang tidak sakit selama di pesawat dan ketika mendarat.
“Jadi pemeriksaan thermal scan memang tidak menjamin 100 % pencegahan,” ujarnya.
Pengawasaan ketat berdasarkan 5 kemungkinan, mulai dari minimum temperatur 2 kali sehari sampai maksimum karantina ketat menurutnya harus dilakukan pada semua orang yang ada kontak dengan pasien ebola.
“Pertemuan Emergency Committe tentang Ebola berlangsung Rabu 22 Oktober yang, dengan memutuskan pemberlakuan exit screening pada 3 negara terjangkit,” jelasnya
Ia juga melaporkan kasus terbaru di negara Mali pada anak berumur 2 tahun, ternyata sudah mimisan dalam bus dari Guinea ke Mali.
“Artinya jumlah yang ditularinya selama perjalanan mungkin lebih banyak dari 43 orang termasuk 10 petugas kesehatan yang sekarang sedang diawasi ketat. Mimisan adalah salah satu gejala perdarahan akibat Ebola,” ujarnya.
Seorang perawat Amerika Serikat, Nina Pham, yang tertular Ebola walau memakai alat pelindung diri lengkap, pada Jumat 24 Oktober kemarin dinyatakan sembuh. Ia dibawa ke gedung putih dan dipeluk oleh Presiden Barack Obama.
“Artinya Ebola jadi perhatian sampai ke tingkat Presiden Amerika Serikat. Bila diobati lebih awal dan maksimal maka Ebola dapat sembuh,” tegasnya.
Perkembangan uji coba dua vaksin Ebola menurut Tjandra Yoga telah memasuki tahap kedua dan sangat menjanjikan.
“Hasil pertemuan vaksin di kantor WHO hari Kamis 23 Oktober yang lalu menunjukkan 2 kandidat vaksin yang menjanjikan, dan akan mulai uji klinik fase dua,” jelasnya.
Karantina Di Amerika
Sementara itu Gubernur New York dan dan New Jersey mengumumkan wajib karantina bagi para pekerja kesehatan yang baru pulang dari Afrika Barat
Gubernur Illinois juga memerintahkan karantina selama 21 hari untuk setiap orang yang beresiko tinggi mengidap Ebola. Pemerintah pusat mengumumkan 100 dari 24 laboratirum pemerintah yang akan digunakan untuk meneliti pasien Ebola. Lima bandara udara di Amerika diwajibkan menggunakan screening travelers untuk memeriksa penumpang yang datang dari Afrika Barat. Bandara Udara tersebut adalah Kennedy International, Washington Dulles International, O’Hare International, Hartsfield-Jackson International and Newark Liberty International.
Pusat pengendalian Penyakit Menular Amerika Serikat, Centers For Disease Control (CDC) Amerika Serikat melaporakan perkembangan terakhir sebaran kasus Ebola terakhir 25 Oktober 2014, di Guinea terdapat 1.553 kasus diantaranya 1,312 orang positif mengidap Ebola dan 926 orang meninggal. Di Liberia terdapat 4.665 kasus, diantaranya 965 orang positif mengidap Ebola dan 2.705 orang meninggal. Di Sierra Leone terdapat 3.896 kasus diantaranya 3.389 orang positif mengidap Ebola dan 1.281 orang meninggal. Di Nigeria terdapat 20 kasus diantaranya 19 orang positif mengidap Ebola dan 8 orang meninggal.
Sementara itu di Mali terdapat 1 kasus positif Ebola dan meninggal. Di Senegal terdapat terdapat 1 positif Ebola. Di Spanyol terdapat 1 kasus positif Ebola. Di Amerika Serikat terdapat 4 kasus positif Ebola dan satu diantaranya meninggal. (Web Warouw)