JAKARTA – Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan agar jumlah dokter spesialis di Indonesia terus ditambah setelah meninjau RSUD Tamiang Layang yang berada di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah pada Kamis (27/6/2024).
Jokowi mengatakan, RSUD Tamiang Layang serta banyak rumah sakit lain di tanah air punya masalah serupa, yakni kekurangan dokter spesialis.
“Memang yang banyak, yang enggak ada itu spesial jantung, syaraf, sama untuk yang kanker. Di mana-mana sama. Oleh sebab itu, harus dikejar sebanyak-banyaknya dokter spesialis yang tadi saya sampaikan,” ujar Jokowi, Kamis, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi lantas menjelaskan bahwa salah satu alasannya sering mengunjungi rumah sakit di daerah adalah untuk mengecek kesiapan sumber daya manusia di rumah sakit.
Selain itu, ia juga ingin memastikan kesiapan rumah sakit dalam menerima dan mengoperasikan peralatan medis canggih yang segera didistribusikan oleh pemerintah. Gratis dan Digaji, Pendidikan
Mantan wali kota Solo itu mengatakan, jika sumber daya manusia di rumah sakit belum cukup atau belum siap, Kementerian Kesehatan akan melakukan pemerataan.
“Kalau alatnya dikirim, SDM-nya ada apa tidak? Ada yang siap, ada yang belum siap. Ada yang sudah cukup, masih banyak lagi yang belum cukup. Itulah yang akan dikejar oleh Pak Menteri Kesehatan,” ujar Jokowi.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan sebelumnya, Presiden Jokowi mengaku kerap menerima keluhan soal ketersediaan dokter spesialis saat berkunjung ke berbagai daerah di Indonesia.
Ia menuturkan, produksi dokter spesialis di dalam negeri memang menjadi pekerjaan besar, mengingat rasio dokter spesialis hanya 0,47 per 1.000 penduduk. Peringkat ketersediaan dokter spesialis pun berada di urutan ke-147 sedunia dan peringkat ke-9 di antara negara-negara Asia Tenggara.
Kurang 29.000 Dokter Spesialis
Berdasarkan laporan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Indonesia masih kekurangan dokter umum sekitar 124.000, dan kekurangan dokter spesialis sebesar 29.000 orang. Masalah lainnya, distribusi dokter spesialis tidak merata di seluruh wilayah, hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa dan kota-kota besar.
Oleh karena itu, Jokowi meminta pemangku kebijakan untuk membuat terobosan agar produksi dokter spesialis lebih cepat lewat pendidikan berbasis rumah sakit maupun universitas. (Calviin G. Eben-Haezer)