Rabu, 19 Maret 2025

EROPA BAKAL LULUH LANTAK…! Rusia Siapkan Rudal SARMAT Nuklir Hadapi Eropa, NATO dan Ukraina

JAKARTA- Rusia sudah mengeluarkan rudal balistik RS-24 Yars termonuklik dari gudang senjatanya

Perang antara Rusia dan Ukraina kini melibatkan sejumlah negara lain di Eropa.

Dalih bantuan, ternyata negara-negara Eropa termasuk Amerika Serika hendak menyerang Rusia.

Rusia sudah mengetahui gerakan perlawanan Uni Eropa yang berkoalisi dengan NATO dalih membantu Ukraina.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov dalam konferensi pers pada Jumat (24/6/2022) setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Azerbaijan, Jeyhun Bayramov.

Meskipun dikeroyok oleh Uni Eropa termasuk Amerika Serikat, NATO dan Ukraina, tak sedikitpun membuat Rusia gentar.

“Tindakan yang diambil oleh UE dan NATO pada dasarnya sama dengan pembentukan “koalisi baru” yang menargetkan Rusia,” kata Lavrov, dikutip dari RussianToday.

Adapun, pembentukan koalisi itu ia bandingkan dengan langkah-langkah yang diambil diktator Nazi Adolf Hilter sebelum menyerang Uni Soviet pada Perang Dunia Kedua.

Untuk itu, saat ini Rusia hanya perlu melihat pergerakan koalisi tersebut dengan hati-hati.

“Ketika Perang Dunia Kedua dimulai, Hitler mengumpulkan di bawah panjinya sebagian besar, jika bukan sebagian besar, dari negara-negara Eropa untuk perang melawan Uni Soviet,” kata Lavrov.

“Sekarang, UE bersama dengan NATO membentuk koalisi lain (lebih modern) sebagai kebuntuan dan pada akhirnya, perang dengan Federasi Rusia. Kami akan melihat semua ini dengan sangat hati-hati,” sambungnya.

Mengenai Ukraina jadi kandidat negara anggota Uni Eropa, Lavrov menyebut Rusia akan mengikuti dengan cermat langkah-langkah yang diambil Uni Eropa selanjutnya.

“Moskow ‘tidak memiliki bayangan’ tentang prospek ‘sentimen Russophobic’ di dalam UE yang menghilang dalam waktu dekat,” kata Lavrov.

“Rusia akan dengan cermat mengikuti semua “langkah nyata” yang diambil oleh blok itu dan negara-negara kandidatnya,” tambahnya.

Diketahui, pernyataan Lavrov ini datang setelah geram dengan proposal pembentukan koalisi angkatan laut internasional untuk mengawal kapal yang membawa gandum Ukraina melalui Laut Hitam yang ia sebut sebagai upaya ikut campur di wilayah di bawah naungan PBB.

“Skema semacam itu tidak diperlukan untuk memfasilitasi ekspor biji-bijian Ukraina,” katanya.

“Moskow menjamin keamanan kapal sampai ke Selat Bosphorus, jalur akses utama Laut Hitam yang dikendalikan oleh Turki,” tambahnya.

Kemudian, di awal Juni, Lavrov juga menyebut Washington berusaha menggunakan konflik di Ukraina untuk mencabut independen Rusia di arena internasional dan memaksanya untuk bermain dengan aturan yang ditetapkan oleh AS.

“Amerika dan sekutunya tidak akan berhasil dalam upaya seperti itu,” kata Lavrov saat itu.

Senjata dari AS

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, bantuan sistem roket canggih HIMARS dari Amerika Serikat (AS) sudah tiba di Ukraina pada Kamis (23/6/2022) waktu setempat.

Setelah menerima roket tersebut, Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov mengeluarkan peringatan untuk menyerang pasukan Rusia dengan rudal besar-besaran.

Dikutip dari Newsweek, Reznikov mengumumkan kedatangan senjata HIMARS, yang diduga dapat mencapai target sekitar 80 km melalui postingan di akun Twitter-nya.

Keberadaan roket HIMARS pun membawa Ukraina merasa percaya diri untuk menghadapi pasukan Rusia melalui serangan rudalnya.

“HIMARS telah tiba di Ukraina. Terima kasih kepada kolega dan teman saya Menteri Pertahanan (AS) @SecDef Lloyd J. Austin untuk alat yang hebat ini!” tulis pejabat Ukraina itu.

“Musim panas akan menjadi panas bagi penjajah Rusia. Dan yang terakhir untuk beberapa dari mereka,” tambah Reznikov disertai foto roket yang diluncurkan.

Sebelumnya, empat HIMARS akan datang sesuai janji AS yang akan memberikan paket bantuan senilai 1 miliar USD pada pengumuman Gedung Putih awal Juni 2022.

Kemudian, CBS News melaporkan pada Rabu (22/6/2022) bahwa Gedung Putih berencana mengirimkan tambahan HIMARS untuk Ukraina.

“Kami akan memperdalam dukungan kami untuk Angkatan Bersenjata Ukraina dalam pertempuran hari ini, dan kami akan membangun kekuatan abadi mereka untuk menghadapi bahaya besok,” kata Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin dalam sambutannya pada 15 Juni di Belgia.

“Dengan bekerja sama, kami dapat membantu Ukraina mempertahankan diri dari serangan kejam Rusia,” katanya.

Kemampuan HIMARS

Diketahui, Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) adalah sistem roket Amerika modern berbasis truk yang menurut pejabat AS akan memungkinkan pasukan Ukraina mencapai target hingga 80 km jauhnya, dilansir New York Post.

Bahkan, sistem yang diproduksi Lockheed Martin menunjukkan bahwa sistem HIMARS dapat mencapai target lebih dari tiga kali jarak itu, jika dipersenjatai dengan roket yang tepat.

Washington telah menyatakan keprihatinan bahwa serangan roket Ukraina di luar perbatasan Rusia akan semakin meningkatkan konflik.

Untuk itu, pihaknya telah meminta jaminan dari Kyiv bahwa wilayah Rusia terlarang untuk serangan.

Sistem jarak jauh ini mewakili harapan terbaik Ukraina untuk membalikkan keadaan di Donbas, kawasan industri timur Ukraina yang mendapat serangan dari Rusia secara masif.

Rudal SARMAT

Sebelumnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan ia akan mengerahkan rudal balistik antarbenua (ICBM) Rudal RS-28 Sarmat pada akhir 2022.

Dilansir Al Jazeera, pernyataan tersebut disampaikan Putin pada Selasa (21/6/2022) dalam pertemuan di stasiun televisi dengan lulusan akademi militer di tengah invasi fase kedua Rusia ke Ukraina.

“Direncanakan bahwa pada akhir tahun, kompleks pertama seperti itu akan bertugas tempur,” kata Putin kepada para wisudawan.

Ia juga mengatakan, Moskow akan memperkuat dan memodernisasi angkatan bersenjatanya.

Pernyataannya mengacu pada ICBM yang dikembangkan Rusia yang mampu membawa 10 atau lebih hulu ledak nuklir dan umpan.

Diketahui, Rusia berhasil menguji coba rudal itu pada April.

“Pengerahan itu akan dilakukan sebagai bagian dari pembangunan militer Rusia yang lebih besar,” kata Putin.

Dia menyebut pasukannya telah mulai menerima sistem pertahanan udara dan rudal S-500 yang tidak ada tandingannya di dunia.

Rusia telah memperbaiki sistem pertahanan udaranya dengan S-500, yang dapat dengan cepat dikerahkan dan dapat mencegat pesawat jarak jauh, rudal hipersonik, dan ICBM.

“Kami akan terus mengembangkan dan memperkuat angkatan bersenjata kami, dengan mempertimbangkan potensi ancaman dan risiko militer,” kata Putin.

Putin pun memuji pasukan Rusia yang bertempur di Ukraina karena bertindak dengan keberanian, profesionalisme, seperti pahlawan sejati.

Moskow menjuluki invasi itu sebagai “operasi militer khusus” yang dimaksudkan untuk “membebaskan” wilayah Donbas timur Ukraina. (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru