JAKARTA – Rusia menyebut Jepang sebagai ‘ancaman’ baru keamanan negara itu. Hal ini terkait rencana Tokyo untuk mengerahkan militer di Pulau Hokkaido.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Andrey Rudenko menegaskan akan mengagalkan rencana tersebut. Apalagi itu dekat pulau-pulau Rusia di wilayah timur.
“Kami menganggap aktivitas Tokyo sebagai tantangan serius bagi keamanan negara kami dan Asia-Pasifik secara keseluruhan,” kata Rudenko dalam wawancara dengan kantor berita TASS Selasa waktu setempat, dikutip Rusia Today, Rabu (4/1/2023).
“Jika praktik seperti itu berlanjut, kami akan dipaksa untuk menerapkan tindakan pembalasan yang tepat untuk memblokir ancaman militer yang dihadapi Rusia,” tambah diplomat itu.
“Percepatan militerisasi Jepang dan peningkatannya belum pernah terjadi sebelumnya dalam anggaran militer.”
Rencana militerisasi Jepang di Hokaido tersebut semula dilaporkan NHK di akhir Desember. Mengutip Kementerian Pertahanan Jepang, Tokyo pun berencana untuk mengerahkan rudal supersonik di pulau dekat Kepulauan Kirin Rusia itu.
Bulan lalu, Jepang juga menyetujui rancangan anggaran pertahanan senilai US$51 miliar untuk tahun fiskal 2023. Tokyo juga merevisi Strategi Keamanan Nasionalnya, yang memungkinkan akuisisi “kemampuan serangan balik”.
“Menjadi semakin sulit untuk sepenuhnya mengatasi ancaman rudal hanya dengan jaringan pertahanan rudal yang ada,” kata Perdana Menteri Fumio Kishida kala itu menyebut ancaman dari China dan Korea Utara (Korut).
Perlu diketahui, Jepang sendiri bersama dengan banyak negara Barat, memberlakukan sanksi terhadap Rusia menyusul serangan militer Moskow di Ukraina yang diluncurkan Februari lalu. Jepang juga mengirim pasokan militer ke Kyiv termasuk jaket antipeluru dan helm.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Rusia sejak itu memasukkan beberapa pejabat tinggi Jepang, termasuk Kishida, dalam daftar ‘blacklist’. Bantuan Jepang ke Ukraina dianggap melancarkan “kampanye anti-Rusia yang belum pernah terjadi sebelumnya”. (Web Warouw)