JAKARTA– Belasan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan mengadakan pameran hasil produk holtikultura dan aquaponik pada Festival Napi Berkebun (FNB) 2015 yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan HAM bekerjasama dengan Yayasan Indonesia Inisatif Biru Lestari (Waibi) pada 18-20 Desember 2015 di Area Parkir Gelanggang Olahraga Soemantri Brojonegoro Pasar Festival, Jalan HR. Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Gelaran FNB 2015 juga mengusung tujuh icon UPT Pemasyarakatan yang telah mengikuti Training of Trainer (ToT) dan pendampingan kegiatan napi berkebun dari Yayasan Waibi selaku mitra. Mereka adalah Lapas Cipinang, Lapas Salemba, Lapas Pemuda Tangerang, Lapas Palangkaraya, Lapas Pontianak, Rutan Tangerang, dan Bapas Serang.
“FNB merupakan salah satu perwujudan Pemasyarakatan Produktif sebagai salah satu tolak ukur terselenggaranya program pembinaan yang baik dan profesional bagi narapidana, khususnya program kemandirian,” ucap Direktur Jenderal Pemasyarakatan, I Wayan K. Dusak.
Kegiatan FNB 2015 juga merupakan program terapi healing untuk menekan tingkat residivis, pengembangan bakat melalui keterampilan budidaya tanaman holtikultura, serta pemberdayaan lahan terbatas yang belum digarap secara optimal di lapas. Artinya, program pembinaan kemandirian tidak hanya mewujudkan keterampilan dan tingkat produktivitas narapidana, namun membangkitkan motivasi untuk mencintai alam melalui kegiatan berkebun.
“FNB dilaksanakan agar narapidana dapat mengaktualisasi dan mengendalikan diri, mengembangkan daya kreativitas, serta meningkatkan keterampilan dan pelestarian lingkungan,” tambah Dusak.
Sejumlah diskusi menarik yang menghadirkan pakar lingkungan hidup dan pemerhati Pemasyarakatan akan tersaji dalam semarak FNB 2015 seperti diskusi tentang Peluang Penerimaan Masyarakat terhadap WBP, Dukungan Re-Integrasi Narapidana, Manfaat Blue Economy untuk Pemasyarakatan Produktif, dan Kompetensi Ekonomi sebagai Keterampilan Hidup Narapidana.
Para pengunjung juga akan dihibur oleh tarian narapidana Rutan Pondok Bambu, penampilan angklung Lapas Banceuy, rampak beduk Lapas Wanita Tangerang, serta lagu daerah Dayak oleh narapidana Lapas Pontianak.
FNB 2015 dipilih menjadi sarana pembuktian bahwa narapidana tidak hanya berpangku tangan selama menjalani pidana. Mereka juga mendapat pembinaan yang tidak hanya meningkatkan keterampilan dan keahlian, namun juga sebagai sarana terapi.
Ditjen PAS pun optimis FNB 2015 mampu menyosialisasikan program napi berkebun kepada masyarakat, memberikan edukasi dan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap program pembinaan narapidana, menjadi ajang memamerkan dan memasarkan produk holtikultura narapidana agar masyarakat menjadi konsumen yang berkelanjutan, dan yang tidak kalah penting adalah mendorong program pemerintah dalam meningkatkan ketahanan dan kedaulatan pangan, khususnya di lahan terbatas. (Enrico N. Abdielli)