JAKARTA- Penyelesaian konflik masa lalu diharapkan dapat dilakukan dengan menggunakan kearifan lokal. Untuk itu Forum Silahturahmi Anak Bangsa (FSAB) menyambut baik rencana pemerintah untuk kembali mengupayakan terbentuknya Undang Undang tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (UU KKR) yang pada tahun 2006 dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi. Hal ini disampaikan oleh Ketua FSAB, Suryo Susilo kepada Bergelora.com sesuai peringatan HUT ke 12 FSAB di Gedung MPR, Jakarta, Jumat (12/6).
Ketua FSAB mengingatkan bahwa untuk mengurangi dan menyelesaikan berbagai konflik yang tengah terjadi, termasuk konflik masa lalu, perlu mengangkat nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sebagai suatu kearifan lokal (local wisdom).
”Kami mengharapkan penyelesaian konflik masa lalu tidak mengakibatkan terjadinya konflik baru” tegasnya.
Peringatan HUT ke-12 FSAB dihadiri antara lain oleh Sidarto Danusubroto selaku Pembina FSAB dan Anggota Wantimpres, Sarjono Kartosuwiryo, Perry Omar Dani, Amelia Yani, Christine Panjaitan, Svetlana Nyoto, Agustanzil Sjahroezah, Batara Hutagalung, Ilham Aidit, Eko Soepardjo, Nani Sutojo, Dadoes Soemarwanto, Nina Pane. Hadir juga pejabat yang mewakili Kantor Kemenkopolhukam, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Perkumpulan Cara Baik Indonesia, Mahasiswa Universitas Nasional, Niniek L. Karim (Psikolog Sosial), Marselli Sumarno (Sineas) dan Fajrian (Sineas Muda), dll.
Dalam sambutannya, Sidarto Danusubroto yang merupakan Pembina FSAB mengharapkan agar FSAB dapat menularkan virus perdamaian melalui silaturahmi kepada masyrakat Indonesia yang sangat rentan akan konflik.
Ketua MPR RI dalam sambutan yang dibacakan Humas MPR RI menyampaikan bahwa ”Bangsa Indonesia akan semakin kukuh, apabila segenap komponen bangsa, disamping memahami dan melaksanakan Pancasila, juga secara konsekuen menjaga sendi-sendi utama lainnya, yakni UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika”.
Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB) anggotanya terdiri dari generasi kedua dan ketiga dari para tokoh yang pernah terlibat konflik yang tragis dan traumatik, baik dari kalangan putra-putri Pahlawan Revolusi, DI/TII, PKI dan PRRI/PERMESTA.
Pembentukan Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB) diprakarsai oleh para anak Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia, yang dimulai pada awal reformasi, atas keprihatinan melihat euphoria demokrasi, dengan semakin menguatnya kebebasan yang tidak terkendali mengakibatkan munculnya kembali politik aliran dan kedaerahan yang tidak lagi menggunakan Pancasila sebagai landasan. (Calvin G. Eben-Haezer)