Sabtu, 5 Oktober 2024

GAK BISA NGELES LAGI NIH..! PDSI Ingatkan Penggunaan Etilen Glikol Sudah Dilarang: BPOM Paling Bertanggung Jawab Jika Ada Pada Obat

JAKARTA- Penggunaan Etilen Glikol sebenarnya sudah dilarang. Maka, BPOM adalah pihak yang paling bertanggung jawab jika ada pada obat. Hal ini ditegaskan Sekretaris Jenderal PDSI, Dr. Erfen Gustiawan Suwangto, Sp. DLP., S.H., M.H. Kes kepada Bergelora.com di Jakarta, Selasa (25/10).

“Etilen glikol pun sudah dilarang oleh Kemenkes dan itupun kalau pun ada derivatnya harus tidak melebihi ambang batas,” tegasnya.

Ia mengingatkan semua obat yang beredar secara resmi mendapatkan ijin edar, tercatat dan mendapatkan nomor register dari BPOM.

Dr. Erfen Gustiawan Suwangto mengatakan, dosis toksik dari etilen glikol untuk anak-anak itu sebesar 1,4 ml/kg, dan kalau udah mematikan itu dosis toksik lebih besar lagi yakni sampai 56 ml

“Lalu, kalau memang terjadi semacam kebocoran, ketika kenapa dia bisa tiba-tiba melebihi ambang batas, itu tentu tanggung jawab BPOM,” pungkasnya.

Penyebab Lain

Sebelumnya Dr. Erfen Gustiawan Suwangto mengatakan kasus gagal ginjal bisa juga dipicu oleh Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dan Diare.

“Jadi sebenarnya gagal ginjal pada anak-anak itu bukan hanya bisa disebabkan karena keracunan obat ya. Justru yang paling sering itu, anak-anak juga mengalami infeksi saluran napas atas, dan kemudian terjadi reaksi autoimun,” kata Dr. Erfen Gustiawan

Ia menjelaskan, ISPA menyebabkan autoimun sehingga daya tahan tubuh menyerang tubuh sendiri. Akibat daya tahan tubuh menyerang tubuh sendiri itu, bisa merusak saringan ginjalnya.

“Itu juga bisa bikin gagal ginjal. Jadi memang infeksi saluran napas bisa bikin gagal ginjal,” jelas Dr. Erfen Gustiawan Suwangto.

Ia juga memaparkan, hal lain yang dapat mengakibatkan gagal ginjal adalah diare. Menurutnya, Diare yang jenis Escherichia coli (E Coli) dan beberapa jenis lainya, seperti air yang tercemar tinja manusia itu, juga bisa menyebabkan diare parah.

“Kalau dehidrasi anaknya, maka itu juga bisa bikin gagal ginjal begitu,” ungkapnya.

Karenanya Dr. Erfen Gustiawan Suwangto berharap, Kementerian Kesehatan (kemkes) juga dapat menelusuri kasus diare dan ISPA juga terkait dengan maraknya kasus gagal ginjal pada anak.

“Apakah ini memang beneran karena obat, atau misalkan memang tadi ada infeksi saluran nafas atas, atau diare,” tegasnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru