JAKARTA- Kerusakan sistim kesehatan nasional saat ini adalah akibat ketidak mampuan Menteri Kesehatan Nila Moeloek dalam memimpin Kementerian Kesehatan. Kematian dokter dan bidan dalam bertugas beberapa waktu lalu menunjukan tiadanya komitmen Menteri Kesehatan dalam melindungi pekerja sektor kesehatan. Presiden Joko Widodo diminta segera mengganti Menteri Kesehatan dengan sosok yang sudah berpengalaman. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Partai Gerindra, FX Arief Poyuono kepada Pers, Rabu (2/12).
“Mungkin Presiden Joko Widodo perlu segera meminta mantan Menkes, Siti Fadilah untuk segera kembali mengatasi persoalan-persoalan kesehatan saat ini. Sebelum semuanya terlambat dan rakyat dan petugas kesehatan terus-terusan menjadi korban kebijakan yang salah dari Kemenkes,” ujarnya.
Arief Poyuono mengingatkan bahwa, pada saat Departemen Kesehatan dipimpin oleh Siti Fadilah, sistim kesehatan nasional berhasil diperbaiki, setelah dirusak oleh liberalisasi bidang kesehatan.
“Seluruh rakyat merasakan kehadiran negara karena menterinya ngopeni dan ngayomi lewat program-program yang langsung dirasakan rakyat. Siti Fadilah selalu hadir ditengah rakyat yang mengalami bencana alam atau bencana kesehatan,” ujarnya.
Menurutnya saat ini Siti Fadilah dizolimi oleh musuh-musuhnya yang merasa dirugikan oleh berbagai kebijakan pro-rakyat semasa menjadi Menteri Kesehatan. Padahal menurutnya, Siti Fadilah hanya menjalankan tugas pokoknya sebagai Menteri Kesehatan, yaitu melindungi rakyat Indonesia dari cengkraman neoliberalisme pada sistim kesehatan nasional.
“Musuh-musuh Siti Fadilah itu memakai KPK untuk melakukan pembunuhan karakter supaya Siti Fadilah jangan lagi berada dalam pemerintahan, karena merugikan mereka,” ujarnya.
Menurutnya, berbagai kasus yang ditimpakan pada Siti Fadilah adalah rekayasa dari Amerika Serikat dengan menggunakan pejabat, aparat hukum dalam negeri dan media massa sehingga efektif menakut-nakuti Presiden SBY.
“Itukan Presiden SBY diancam oleh Amerika, karena instalasi militer Amerika Serikat yang bernama Namru-2 ditutup Siti Fadilah. SBY tentu saja gak berani sama Amerika, jadi tidak lagi memakai Siti Fadilah pada periode kedua,” paparnya.
Ia mengingatkan bahwa tenaga kesehatan dokter dan bidan adalah ujung tombak pemerintah dalam mengurus rakyat agar tetap sehat, namun kalau negara abai terhadap tenaga kesehatan, maka seluruh rakyat terancam keselamatannya.
“Siapa lagi yang akan mengurus rakyat kalau dokter dan bidan dibiarkan mati. Kalau begitu kalau ada yang sakit, rujuk aja langsung ke Kementerian Kesehatan biar Menkes langsung ngobatin semua pasien dari seluruh Indonesia,” katanya.
Menurutnya aneh kalau Kementerian Kesehatan saat ini mengatakan dananya terbatas sehingga tidak bisa menjamin keselamatan para petugas kesehatan.
“Kemana alokasi 5 persen dana APBN untuk sektor kesehatan selama ini? Sudah rakyat disuruh bayar sendiri iuran BPJS, kalau sakit bayar lagi, dokter dibayar murah rumah sakit tidak dibayar penuh. Sekarang, dokter dan bidan PTT tidak dijamin keselamatannya dalam tugas di daerah-daerah terpencil,” ujarnya. (Web Warouw)