JAKARTA – Pemerintah Provinsi Jawa Barat mulai menyalurkan dana kompensasi bagi warga terdampak penutupan sementara tambang di Parung Panjang, Cigudeg, dan Rumpin, Kabupaten Bogor.
Kebijakan ini disambut baik oleh masyarakat. Salah satunya Jaya (50), warga Parung Panjang, yang bersyukur menerima bantuan sebesar Rp 3 juta.
“Ya Alhamdulillah, berkat gubernur ada kebijakan untuk masyarakat yang terdampak. Alhamdulillah untuk saat ini dibantu sama bapak gubernur kita,” kata Jaya di Cibinong, Senin (3/11/2025).
Jaya bercerita, sejak penutupan sementara tambang di wilayah Cigudeg, Parung Panjang, dan Rumpin, dirinya bersama rekan-rekan sopir truk kini harus berpindah mengangkut material dari Cilegon, Banten.
“Sebelum ditutup (tambang) kan lancar ya satu malam satu rit. Sesudah ditutup kita (sopir truk) pindah ke Cilegon, jadi 90 persen pindah ke Cilegon semua ngambil barang ke Cilegon,” ungkapnya.
Namun pekerjaan itu tidak semudah sebelumnya. Sopir kini menghadapi antrean panjang di lokasi tambang dan pembatasan jam operasional.
“Alhamdulillah sih, tiga hari tiga malam satu rit. Di sana kan ngetem, di quari numpuk mobil lamanya di sana di quarinya tempat penggilingannya. Sekarang ke sini-sini, baru kemarin ya ada aturan lagi malam keluarnya, siangnya gak boleh, pada demo semua masyarakat di sana,” tuturnya.
Meski sudah menerima bantuan, Jaya bersama para sopir lainnya tetap berharap agar tambang di wilayah Bogor bisa dibuka kembali seperti semula.
“Menurut para sopir sih ya seperti biasa lah, kan dampaknya banyak ya. Tukang warung banyak, bukan sopir aja, sama yang naikin itu kan gak sedikit yang terdampak mungkin ribuan kan dari Kecamatan Rumpin sampai Tangerang banyak yang biasa di jalan kuli dan lain-lain. Ya harapannya dibuka lagi lah seperti semula,” ujarnya.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan sebelumnya, penyaluran dana kompensasi tahap pertama dilakukan di Gedung Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor, Cibinong, Senin (3/11/2025).
Pada tahap pertama, warga menerima bantuan sebesar Rp 3 juta. Nantinya, pada Januari 2026, mereka akan kembali menerima tambahan kompensasi sebesar Rp 6 juta.
Kredit Mobil Tanpa DP bagi Sopir Tambang
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berbincang dengan warga yang terdampak penutupan sementara aktivitas tambang di wilayah Cigudeg, Rumpin, dan Parung Panjang. Dedi Mulyadi bertemu dengan warga saat meninjau penyaluran bantuan dana kompensasi untuk warga terdampak penutupan tambang di Gedung Setda Kabupaten Bogor, Senin (3/11/2025).
Di sela perbincangannya, Dedi Mulyadi sempat mengungkapkan suatu konsep yang rencananya disiapkan untuk warga terdampak, yaitu program kredit mobil colt diesel tanpa uang muka atau DP.
“Saya punya konsep begini, andai kata Bapak Pemprov, Kabupaten, Bank Jabar membuat kredit untuk mobil colt diesel nanti yang angkut pasir, angkut batu, kreditnya tanpa DP, Bapak langsung punya mobil baru atau bekas, setelah itu Bapak nyicil dari hasil ngangkut, mau enggak?” tanya Dedi Mulyadi kepada warga terdampak.
“Mau,” jawab warga. D
Dedi Mulyadi pun langsung meminta kepada Bupati Bogor Rudy Susmanto untuk mendata para sopir truk yang terdampak. Program itu sedianya akan dikonsepkan setelah semua persoalan tambang di wilayah Bogor tertata dengan baik.
“Jadi, nanti suatu saat kalau sudah tertata, saya buatkan konsep. Yang jadi sopirnya itu jadi pemilik mobil, biar orang setempat hidupnya maju, ekonominya meningkat dibanding sekarang. Bisa ya?” ucap Dedi.
“Bisa, Pak,” timpal warga. Mantan Bupati Purwakarta itu juga sempat menyoroti upah yang didapat dari para warga yang bekerja dari aktivitas pertambangan sangat kecil. Hal itu diketahuinya setelah berbincang dengan salah satu warga Cigudeg, yang bekerja sebagai kuli angkut pasir.
Dalam sehari, kuli tersebut mengaku kepada Dedi hanya mendapat uang sekitar Rp 30 ribu.
“Jadi, enggak tinggi, sehari angkat pasir sehari cuma dapat Rp 30 ribu, makanya enggak tinggi. Makanya, kalau hari ini bulan pertama dikasih Rp 3 juta, gede dong?” tanya Dedi.
“Alhamdulillah,“ jawab warga.
(Enrico N. Abdielli)

