Senin, 2 Desember 2024

Harga Cabai Melonjak, Presiden Jokowi: Banyak Yang Gagal Panen

PEKALONGAN- Kenaikan harga cabai mendapat perhatian dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pada hari kedua kunjungannya ke Jawa Tengah, Senin (9/1) pagi, Presiden Jokowi menyempatkan diri memantau perkembangan harga cabai, di Pasar Kajen, Kota Pekalongan.

“Yang cabai rawit merah Rp100 ribu. Tapi yang cabai lain, cabai merah Rp50 ribu, yang cabai hijau juga di kisaran Rp45 ribu sampai Rp50 ribu,” kata Presiden Jokowi kepada para wartawan.

Menurut Presiden, kenaikan harga cabai tersebut memang tidak bisa dihindari mengingat pertanian cabai pada 2016 kemarin berada pada kondisi yang kurang bagus. Akibatnya, pasokan cabai kepada masyarakat sedikit terpengaruh.

“Yang namanya harga tergantung  supply dan demand. Karena musimnya pada 2016 kemarin memang jelek untuk cabai sehingga banyak yang busuk dan gagal panen sehingga supply-nya kurang. Itu fluktuatif,” terang Presiden.

Guna mengatasi kurangnya pasokan komoditas cabai di sejumlah daerah, pemerintah sebagaimana disampaikan oleh sMenteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengupayakan untuk menyalurkan stok komoditas cabai yang melimpah di daerah lainnya kepada daerah-daerah yang mengalami kekurangan.

“Gorontalo stoknya melimpah, dari sana akan kami salurkan ke daerah lain,” tuturnya pada Kamis kemarin.

Pasar Kajen

Selain memantau harga cabai, kunjungan Presiden Jokowi ke Pasar Kajen, Kota Pekalongan itu dimaksudkan untuk memenuhi janji yang diucapkannya kepada para pedagang di pasar tersebut, pada 2014 silam. Saat itu, ketika Joko Widodo masih berstatus calon presiden.

“Saya kembali lagi mau memperbaiki itu (pasar),” terang Presiden kepada para jurnalis usai peninjauan.

Presiden Jokowi di Pasar Kajen, Kota Pekalongan, Jateng, Senin (9/1) pagi. (Ist)Presiden Joko Widodo kemudian menginstruksikan agar dilakukan pembenahan terhadap Pasar Kajen tersebut. Pembenahan tersebut penting untuk dilakukan mengingat peranannya yang besar dalam mempromosikan produk-produk lokal.

“Saya hanya ingin memerintahkan agar pasar ini direhab, terutama lantai kemudian pengelolaan mengenai kios di dalamnya. Ini mau disiapkan Pak Bupati dulu, nanti kalau bisa pakai anggaran tahun ini atau paling tidak maksimal tahun depan. Karena Pasar Induk Kajen ini penting sekali bagi produk-produk di sekitar Pekalongan,” terang Presiden kepada para jurnalis usai peninjauan.

Dalam peninjauannya tersebut, Kepala Negara yang didampingi Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko, sempat bertanya kepada para pedagang mengenai omzet penjualannya. Sejumlah pedagang mengaku bahwa penjualan di pasar yang menampung hingga 1.759 pedagang tersebut sangatlah ramai. Pembenahan pasar pun kemudian ditargetkan oleh Presiden dapat diselesaikan selambat-lambatnya pada tahun depan.

“Maksimal tahun depan rampung. Di dalam tadi saya tanya ke pedagang omzet sangat ramai. Paling hanya perlu penataan kios dan lantai saja,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya pada 2014 silam Presiden Joko Widodo, yang saat itu masih menjadi calon presiden. “Sekarang yang penting adalah membuat pasar-pasar tradisional bersih sehingga tidak kalah dari supermarket modern. Oleh sebab itu, tidak hanya Pasar Kajen yang bersih tapi juga semua pasar tradisional di Pekalongan, semua pasar di Indonesia,” ucapnya saat itu.

Menurutnya, pasar tradisional merupakan pusat pengembangan ekonomi mikro. Berbagai kebutuhan yang ada di pasar merupakan produk-produk masyarakat kecil dan menengah sehingga membantu perekonomian mereka.

Blusukan

Warga Pekalongan menyambut blusukan Presiden Jokowi, di sebuah Plaza di kota itu, Minggu (8/1) malam. (Ist)Sebelumnya, usai melakukan agenda kunjungan kerja mulai pagi hingga sore hari, Presiden Joko Widodo blusukan ke Plaza Pekalongan yang berada di Jalan Nusantara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (8/1) malam. Tiba sekitar pukul 20.00 WIB, Presiden Jokowi langsung berkeliling ke sejumlah penjuru plaza. Kehadiran Presiden disambut antusias oleh para warga yang sedang menghabiskan waktu akhir pekan.

Walaupun mendapat pengawalan dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), Presiden Joko Widodo tetap memberikan kesempatan kepada warga untuk bersalaman dan berfoto bersama.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo membeli dua buah sarung, yang salah satunya berwarna putih polos, sedangkan sarung lainnya memiliki motif songket.

Untuk diketahui, selama menghadiri sejumlah agenda kunjungan kerja di Pekalongan, Presiden Joko Widodo menggunakan sarung yang dipadukan dengan jas sebagai pakaian resminya. Hal ini dikarenakan agenda selama di Pekalongan berlokasi di sejumlah Pondok Pesantren yang ada di Kota Pekalongan.

“Yah kan habis dari dua ponpes (pondok pesantren),” ujar Presiden Jokowi kepada wartawan.

Sebelum kembali ke penginapan untuk beristirahat, Presiden Jokowi dan putera bungsunya, Kaesang Pangarep menyempatkan diri makan malam bersama di salah satu restoran yang ada di Plaza Pekalongan.

Kepada Bergelora.com dilaporkan, mendampingi Presiden Joko Widodo dalam blusukan‘ kali ini ialah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono serta Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki. (Bey Machmudin.)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru