JAKARTA – Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) periode 2011-2013 Laksdya (Purn) Soleman B Ponto mengaku heran kenapa publik mempersoalkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memegang data intelijen mengenai arah partai politik (parpol). Ponto mengatakan, hal sesimpel data mengenai cabai keriting di pasar pun dilaporkan oleh BAIS TNI. Hal tersebut Ponto sampaikan dalam program Satu Meja Kompas TV, seperti dikutip pada Jumat (22/9/2023).
“Ya enggak tahu kenapa itu kok itu diributkan. Itu kan sudah dari dulu seperti itu. Sekarang coba, cabai keriting di seluruh pasar induk itu kita laporkan jam 8 pagi sampai jam 8 malam. Kan orang enggak tahu coba. Itu saja kita laporkan. Apalagi yang lain-lain,” ujar Ponto.
Ponto menjelaskan, BAIS sebagai salah satu lembaga yang bergerak di bidang intelijen pasti melaporkan segala sesuatu yang terjadi di Indonesia. Dia menekankan tidak ada satupun kejadian di Indonesia yang luput dari intelijen. Ponto menegaskan arah parpol juga tercatat dalam laporan intelijen BAIS.
“Tidak ada satupun kejadian di negeri ini yang tidak dilihat, yang tidak dilaporkan, dan tidak ditulis. Semua tertulis. Tidak ada satupun,” tuturnya.
Bahkan, Ponto yang menjabat sebagai Kepala BAIS sampai 2013 pun mengakui bahwa lembaga yang dia pimpin itu meneliti arah parpol menjelang Pemilu 2014.
Namun demikian, Ponto mengingatkan, tidak semua data intelijen dibutuhkan oleh pemimpin, dalam hal ini presiden.
“Intelijen itu bagi seorang pemimpin, misalnya saya komandan, saya sudah punya namanya intelijen dasar itu 60 persen dari situasi yang akan dilihat. Sehingga saya akan cari hanya 40 persen dari intelijen itu. Saya akan keluarkan namanya UUK, unsur utama keterangan, yang untuk mendapatkan 40 persen itu,” jelas Ponto.
“Jadi, kalaupun presiden mau ngomong itu, jangan salahkan, itu data dari intelijen enggak. 60 persen sudah ada di otak beliau. Sehingga hanya 40 persen yang masuk dari intelijen. Jadi, kalaupun kita kasih (data) yang banyak, tapi kalau itu tidak menarik perhatian beliau, tidak ada intelijen dasar di kepala beliau, itu enggak akan ada manfaat,” imbuhnya.
Kepada Bergelora.com di Jakarta sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo mengaku telah mengetahui apa yang diinginkan oleh partai-partai politik menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Hal ini ia sampaikan di hadapan relawan pendukungnya saat membuka Rapat Kerja Nasional Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi di Hotel Salak, Bogor, Sabtu (16/9/2023).
“Saya tahu dalamnya partai seperti apa saya tahu, partai-partai seperti apa saya tahu. Ingin mereka menuju ke mana juga saya ngerti,” kata Jokowi, Sabtu, dikutip dari YouTube Kompas TV.
Jokowi tidak membeberkan informasi apa yang ia ketahui dari partai-partai politik itu. Ia hanya menjelaskan bahwa informasi itu ia dapat dari aparat intelijen yang berada di bawah kendalinya, baik itu Badan Intelijen Negara (BIN), Polri, maupun Tentara Nasional Indonesia (TNI).
“Dan informasi-informasi di luar itu, angka, data, survei, semuanya ada, dan itu hanya miliknya presiden karena dia langsung ke saya,” ujar Jokowi. (Web Warouw)