JAKARTA – Staff Khusus Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial, Andi Arief meminta agar semua pihak menahan diri dan tidak membuat banyolan gambar atau foto pada kedua calon presiden dan wakil presiden.
“Secara pribadi saya menghimbau setelah penetapan Capres dan Cawapres kemarin oleh KPU, agar gambar atau foto kedua kontestan Pak Jokowi-Pak JK dan Pak Prabowo-Pak Hatta Rajasa untuk tidak menjadi parodi, olok-olok bahkan sampai tidak wajar/hilang sisi humanis,” demikian ujarnya kepada Bergelora.com di Jakarta, Senin (2/6).
Ia mengingatkan bahwa pemilu Indonesia disaksikan oleh dunia internasional dan apapun hasilnya , salah satu pasangan akan menjadi presiden dan wakil presiden Republik Indonesia.
“Tentu saya bukan polisi moral yang bisa Menghentikan perlakuan tidak pantas pada foto kedua kontestan. Apapun hasilnya, salah satu kontestan akan menjadi Presiden dan Wakil Presiden kita ke depan. Pemilu kita ditonton oleh banyak negara,” ujarnya.
Ia membandingkan dengan gerakan 1990-an yang tidak pernah menyerang secara fisik presiden Soeharto, walaupun gerakan anti Soeharto sangat kuat pada waktu itu.
“Sebagai pembanding, era gerakan 1990-an sampai mundurnya kediktatoran, ada semacam kesepakatan tidak tertulis baik di selebaran, terbitan maupun foto setiap demonstrasi, untuk tidak menyerang, menghina secara fisik. Dan, itu dipegang teguh,” jelasnya.
Ia yakin popularitas dan elektabilitas tidak akan terpengaruh karena memparodikan poto atau mengolok-olok.
“Ini hanya himbauan, toh kebebasan di sosial media memang himbauanlah satu-satunya cara mengingatkan,” ujarnya. (Enrico N. Abdielli)