JAKARTA- Intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU) Zuhairi Misrawi mengaku khawatir dengan rencana penerapan Jakarta Bersyariah oleh pasangan calon gubernur (cagub), Anies Baswedan dan cawagub Sandiaga Uno.
Pasalnya, Anies-Sandi hanya pion kecil yang sengaja dipakai oleh kelompok-kelompok ekstrimis untuk melakukan islamisasi atau syariahmisasi di Jakarta.
“Saya melihat, ada agresifitas dari kelompok-kelompok ekstrimis untuk mewujudkan agenda besar mereka yakni islamisasi atau syariahmisasi di Jakarta. Dan kedua agenda besar itu disusupkan ke Anies-Sandi,” ujar Zuhairi di Jakarta, Senin (27/3) dalam suaraislam.co dan dikutip Bergelora.com.
Menurutnya, indikasi kuatnya kelompok ekstrimis radikal ini terlihat dari beberapa aksi belakangan ini. Bagi kelompok radikal puritan ini pun, Anies-Sandi menjadi batu loncatan menuju penegakan khilafah di Jakarta.
Ia mengatakan, salah satu ormas pejuang khilafah di Jakarta adalah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang juga pendukung Anies-Sandi.
“Dan kelompok radikal ini memang paling getol mengangkat isu syariat di Indonesia. Konsep Jakarta Bersyariah itu penghambat Islam yang Rahmatan lil’alamin. Dan ini berbahaya bagi Jakarta yang pada gilirannya memicu konflik,” ujarnya.
Direktur Moeslim Moderat Society (MMS) ini menilai, salah satu yang paling menonjol dari politisasi syariah oleh kelompok pendukung Anies-Sandi adalah gerakan anti nonmuslim.
Gerakan anti nonmuslim terangnya kian masif di Jakarta sekarang ini. Indikasinya, penolakan besar-besaran terhadap Gubernur Petahana Basuki Tjahaja Purnama yang nonmuslim.
“Dan motor penggerak penolakan ini adalah Anies-Sandi dan pendukungnya. Ini salah satu contoh dari kelompok ekstrimis,” tuturnya.
Karena itu, Zuhairi meminta pemilih Jakarta untuk menyelamatkan ibukota negara ini dari cengkraman kelompok ekstrimis ini.
“Harus diselamatkan Jakarta ini. Dan kita harus merebut bahwa, syariah itu secara substansial, tidak simbolik. Pasangan nomor urut 2, Ahok-Djarot itu syariah yang substansif. Sedangkan padangan nomor urut Anies-Sandi syariah simbolik,” tegasnya.
Dia mengaku, esensi dari konsep syariah ini sangat bagus. Namun menjadi berbahaya sekali jika dipakai untuk kepentingan politis untuk mencapai tujuan politik.
“Saya kira, KJP, KJS, menyediakan transportasi yang baik dll itu juga syariah, tentu kita berharap Jakarta yang sudah baik ini dilanjutkan dan Islam yang Rahmatan lil’alamin tetap jaya di Jakarta,” pungkasnya. (Aan Rus)