Minggu, 27 April 2025

JADI LIQUIDITY PROVIDER PASAR MODAL RI..! Prabowo Teken Aturan soal PMN Danantara, Ini Isinya

JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menerbitkan aturan terkait Penyertaan Modal Negara (PMN) pada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang berasal dari 99% saham milik negara berupa saham seri B kepada PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI, yang merupakan Holding Operasional dari Danantara.

Hal itu diatur melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2025 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Pada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara. Aturan mulai berlaku pada tanggal diundangkan 21 Maret 2025.

“Negara Republik Indonesia melakukan penyertaan modal negara pada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2OO3 tentang Badan Usaha Milik Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor I Tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara,” tulis Pasal 1 aturan tersebut, dikutip Bergelora.com Jumat (11/4/2025).

Lebih lanjut dalam Pasal 2 ayat (2) dijelaskan, nilai PMN untuk Danantara ditetapkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang saat ini dijabat Erick Thohir.

PMN itu mengakibatkan Danantara menjadi pemegang 99% saham berupa saham seri B pada PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero).

Dengan pengalihan seluruh saham seri B dimaksud, Negara Indonesia melalui Menteri BUMN memiliki 1% saham berupa saham seri A Dwiwarna pada PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero).

“Hak-hak yang melekat pada saham seri B pada PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) beralih kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara,” jelas Pasal 4 bagian b.

Ancang-Ancang Jadi Liquidity Provider Pasar Modal RI

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkam secara terpisahOtoritas Jasa Keuangan (OJK) menyambut baik niat Badan Pengelola Investasi Daya Anagatha Nusantara (BPI Danantara) untuk terjun sebagai pemasok likuiditas alias liquidity provider (LP) di pasar modal Indonesia.

“Pembicaraan-pembicaraan untuk itu sudah dilakukan,” ungkap Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar dalam konferensi pers daring Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Bulan Maret 2025, pada Jumat (11/4/2025).

Dia menuturkan, OJK memang melihat dan mendorong perlunya penguatan investasi domestik di pasar modal Tanah Air. Gagasan itu secara spesifik ditujukan kepada para investor institusi atau institutional investor dalam negeri, khususnya Danantara beserta anggota holding untuk ikut serta menjaga stabilitas dan perkembangan pasar modal Indonesia.

“Juga yang ingin kami dorong dan lihat ke depan adalah penguatan dari investasi domestik di pasar modal kita, khususnya oleh investor institusional atau institutional investor, termasuk di dalamnya adalah dari lembaga jasa keuangan milik pemerintah atau BUMN,” ujar Mahendra.

Danantara dan anggota holding memang punya kapabilitas untuk menjadi liquidity provider di pasar saham Indonesia. Lebih dari sekadar niat, langkah Danantara dan anggota holding untuk investasi saham langsung ke pasar modal ini sudah masuk tahap koordinasi.

“Dalam kaitan ini, koordinasi dengan Danantara yang jadi holding dari lembaga jasa keuangan pemerintah, dilakukan untuk juga mendorong kemungkinan lebih besar lagi bagi lembaga jasa keuangan di bawah Danantara melalukan investasi di pasar modal sebagai institutional investor,” beber Mahendra.

Di samping itu, Mahendra bilang, OJK sendiri telah berupaya menekan volatilitas di pasar modal dalam beberapa waktu belakangan, seiring pengaruh ketidakpastian global. Beberapa yang telah dilakukan misalnya proses buyback tanpa RUPS, hingga penyesuaian ketentuan trading halt dan batas auto rejection bawah (ARB).

Peluang Danantara Sebagai LP

Danantara dinilai banyak pihak punya peluang besar untuk berinvestasi di pasar saham terbuka guna memaksimalkan return dan diversifikasi aset.

Dengan mengelola aset BUMN senilai US$ 900 miliar atau sekitar Rp 14.715 triliun (kurs Rp 16.350 per US$), lembaga ini dinilai memiliki potensi menjadi liquidity provider bagi pasar modal Indonesia dan mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke level tertinggi.

“Kami berpandangan bahwa peluang dana tersebut masuk ke pasar saham terbuka cukup besar, terutama dalam rangka diversifikasi dan optimalisasi return.

Namun, hal ini tentu perlu perhitungan yang matang serta mempertimbangkan momentum yang tepat,” kata VP, Head of Marketing, Strategy & Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi Kasmarandana kepada, Rabu (26/2/2025).

Namun, dia juga mengingatkan adanya potensi risiko jika intervensi Danantara di pasar modal terlalu dominan.

“Jika Danantara terlalu aktif di pasar, bisa menimbulkan ketergantungan yang berisiko bagi pergerakan pasar,” imbuh Octavianus.

Hal senada diungkapkan Pendiri Stocknow.id, Hendra Wardana yang menyebut bahwa Danantara memang memiliki peluang besar untuk menjadi liquidity provider bagi saham-saham BUMN maupun pasar modal secara keseluruhan.

“Dengan model yang mengacu pada Temasek Holdings Singapura, Danantara berpotensi menjaga stabilitas harga saham BUMN, mengurangi volatilitas akibat aksi jual investor asing, serta meningkatkan kepercayaan pasar terhadap fundamental emiten BUMN,” jelasnya.

Menurut Hendra, jika Danantara mampu memainkan peran sebagai stabilisator IHSG, dampak negatif dari arus modal keluar (capital outflow) dapat diminimalkan. “Peran ini akan membuat pasar lebih tahan terhadap guncangan eksternal, memberikan kepastian bagi investor, serta mengurangi tekanan terhadap rupiah,” ujar Hendra. (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru