Senin, 25 September 2023

JANGAN ADA MAKAN BANGKAI LAGI..! Antraks Picu Kematian di Gunungkidul, Gegara Makan Sapi Yang Sudah Mati

JAKARTA – Antraks muncul lagi di Gunungkidul, penyakit ini dipicu oleh bakteri bacillus anthracis yang bersifat fatal pada hewan, juga bisa menular ke manusia lantaran termasuk virus zoonosis.
Bahkan, antraks dikenal dengan penyakit tanah karena bisa bertahan selama puluhan tahun. Sapi yang mati tidak boleh dibedah maupun dibuka. Penanganannya harus langsung dibakar atau dikubur.

“Ketika ini dibedah, maka spora akan keluar masuk ke dalam tanah, sehingga dia akan membentuk melindungi dirinya sampai bertahan puluhan tahun,” sebut Nuryani Zaenuddin Direktur Kesehatan Hewan (Dirkeswan) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam konferensi pers Kamis (6/7/2023).

Antraks di Indonesia sebetulnya sudah dilaporkan sejak 1884. Setiap tahun bahkan rutin dilaporkan beberapa kasus secara sporadis atau tidak merata di berbagai wilayah. Karenanya, jika ada faktor risiko, potensi antraks terus mewabah akan selalu ada.

Mengapa Muncul Lagi di Gunungkidul?

Gunungkidul menjadi salah satu wilayah endemis antraks. Menurutnya, tidak heran jika kemudian penyebaran begitu masif hingga menginfeksi 93 orang saat tidak ada pengendalian yang dilakukan di wilayah endemis.

“Gunungkidul ini memang endemis antraks, ketika endemis tidak dilakukan secara baik, baik di tanah, lingkungan, maupun masyarakat, maka ini akan terus berlanjut kasusnya,” terang dia.

Kasus di Gunungkidul

Mei 2019: Menyebar di Dukuh Grogol Desa Bejiharjo Kepanewon Kecamatan Karangmojo
Desember 2019: Kepanewon Ponjong
Januari 2020: Kepanewon Ponjong
Januari 2022: Gedangsari
Januari 2023: Semanu

Sejak 1884, ada sejumlah wilayah yang melaporkan kasus antraks di dalam maupun luar Jawa meliputi:

* Jawa Barat
* Sulawesi Tenggara
* Sulawesi Selatan
* NTT
* NTB
* Yogyakarta
* Bali
* Jawa Tengah
* Gorontalo
* Jawa Timur
* Lampung

Warga Makan Sapi yang Sudah Dikubur

Sebelumnya diberitakan, warga Gunungkidul, DI Yogyakarta, yang terpapar antraks disebut sempat menggali lagi hewan ternak yang mati dari kuburnya untuk kemudian mengonsumsi dagingnya.

Setelah satu orang warga Pedukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, meninggal, otoritas setempat memulai penyelidikan.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul Wibawanti Wulandari mengatakan warga yang tewas tersebut sebelumnya menyembelih tiga ekor sapi yang mati mendadak pada akhir bulan Mei.

Warga setempat dilaporkan sempat menggali tempat penguburan satu ekor sapi yang mati mendadak. Warga lalu menyembelih dan mengonsumsi daging tersebut.

“Yang dikonsumsi masyarakat ada tiga ekor sapi. Ketiganya sudah sakit dan mati,” ujar Wulandari di Kantor Pemkab Gunungkidul, Rabu (5/7/2023).

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPKH Gunungkidul Retno Widyastuti mengatakan pihaknya tidak menemukan adanya bangkai dari 12 ekor ternak yang terpapar antraks. Menurut dia, ada kemungkinan ternak-ternak tersebut telah dikonsumsi warga.

“Saya tidak menemukan bangkai, yang saya uji kan ke laboratorium tanah bekas penyembelihan yang terkontaminasi darah ternak. Jadi kemungkinan dagingnya sudah (dimakan). Sekali lagi kami tidak temukan bangkai di sana,” beber Retno. (Web Warouw)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,559PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru