PALU- Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Sulawesi Tengah berunjuk rasa ke Kantor PT. PLN Palu, Sabtu (31/1).
Hal ini dilakukan setelah sebelumnya Jatam Sulteng menyampaikan seruannya kepada masyarakat Sulteng untuk bersama-sama merespon rencana Gubernur Sulteng Drs. Longki Djanggola untuk mendemo PT. PLN karena belum mampu menyelesaikan pembangunan jaringan transmisi listrik dari Sulewana Kabupaten Poso ke Kota Palu yang seharusnya selesai di bulan januari 2015. Namun PT. PLN meminta waktu sampai bulan Februari 2015.Â
Ratusan massa aksi dengan menggunakan sepeda motor dipimpin oleh Mohammad Taufik memulai aksinya dari Kantor Jatam di jalan Yojokodi dan mendatangi Kantor PT. PLN sekitar pukul 10.30 wita.Â
“Kami menuntut  kepada PT. PLN untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat terkait pemadaman yang sudah berlangsung selama kurang lebih 5 bulan terakhir tanpa melalui pemberitaan di media mengenai jadwal pemadaman bergilir,” demikain Mohammad Taufik menyampaikan dalam orasinya.
Akibat pemadam listrik bergilir aktivitas warga sangat terganggu termasuk pelaku usaha dan pelayanan publik di wilayah kota Palu dan sekitarnya.Â
Direktur JATAM Sulawesi, Syahrudin Ariestal Douw mengatakan dalam kesempatan itu juga mengatakan bahwa pemadaman bergiliran dilakukan tanpa pemberitahuan pada publik di media.
“PT. PLN juga harus meninjau kembali pembangunan jaringan transmisi listrik dari Sulewana Kabupaten Poso ke Kota Palu dan sekitarnya yang dilakukan secara amburadul.Â
“PT. PLN membangun SUTT dengan melitasi pemukiman dan lahan pertanian masyarakat seperti yang terjadi di Desa Pombewe dan Desa Loru di Kabupaten Sigi,” ujarnya. Â
Menurutnya pembangunan SUTT yang dibangun melintasi pemukiman dan lahan pertanian warga di dua desa tersebut sudah menuai protes dari masyarakat Desa Pombewe Kecamatan Biromaru beberapa waktu yang lalu karena mengancam kesehatan warga yang bermukim dan beraktifitas disekitar pembangunan SUTT. Namun sampai saat ini Tower SUTT tersebut belum di pindahkan.
Dalam kesempatan itu juga Ican Dzar dari Partai Rakyat Demokratik (PRD) Tojo Una-una mengatakan bahwa pembangunan PLTA yang berada di Sulewana Kabupaten Poso sangat kecil diperuntukan bagi masyarakat karena ternyata hanya menguntungkan para pengusaha pertambangan.
“Sebagian besar energi listrik yang disalurkan oleh PLTA Sulewana justru diperuntukkan kepada perusahaan tambang khususnya PT. Vale yang ada di Soroako. Ini menandakan Pemerintah tidak bersungguh-sungguh untuk mensejahterahkan rakyatnya dengan tidak memberikan penerangan ke seluruh wilayah Sulawesi Tengah,” ujarnya.Â
Sementara itu Kepala PT. PLN Novalince Pamuso mengatakan bahwa akan segera menyelesaikan dan merealisasikan penyaluran aliran listrik melalui pembangunan transmisi ke wilayah Kota palu dan sekitarnya. Saat ini pihaknya tengah menyelesaikan pembangunan Gardu Induk yang ada di Desa Sidera Kecamatan. Biromaru Kabupaten Sigi yang akan selesai pada bulan Februari 2015.Â
“Pemadaman bergilir sudah di sampaikan dan disiarkan melalui Radio Republik Indonesia (RRI) Sulawesi Tengah. Dan PT. PLN sudah melakukan pertemuan dengan Gubernur Sulawesi Tengah yang akan membangun Kantor Wilayah Sulteng bersama Sulawesi Barat yang terletak di Sulawesi Tengah terkait dengan Energi Listrik yang ada di PLTA Sulewana Kabupaten Poso.
Sebelumnya ramai diberitakan di berbagai media lokal bahwa Gubernur Sulawesi Tengah berencana akan mendemo PT. PLN pada tanggal 31 Januari 2015, ketika mengetahui bahwa PT. PLN belum mampu merealisasikan pembangunan transmisi jaringan listrik dari PLTA Sulewana yang berada di kabupaten Poso ke wilayah Kota Palu dan sekitarnya. Bahkan ramai pula diberitakan rencana aksi tersebut mendapat respon dari beberapa anggota DPR Provinsi Sulteng dan menyatakan sikapnya bersedia untuk terlibat dalam aksi tersebut. Untuk itulah Jaringan Advokasi Tambang mengeluarkan seruan kepada masyarakat Kota Palu dan sekitarnya untuk ikut berpatisipasi dalam rencana demo tersebut karena masyarakatlah yang paling merasa dirugikan dengan adanya pemadaman bergilir tersebut.Â
Namun sebelum tanggal 31 januari mengutip pemberitaan di RakyatSulteng.com dimana Gubernur Sulteng menyampaikan melalui pesan singkatnya ” Maaf tidak ada istilah demo, saya mau bertemu ke PLN, utk apa bawa massa?,”.
Pada tanggal 31 Januari 2015 itu, yang telihat melakukan demo ke kantor PT. PLN adalah pulahan massa aksi yang dikoordinir oleh Jaringan Advokasi Tambang (JATAM ) Sulteng. Dan sebelum mengakhiri aksinya Korlap menyampaikan bahwa kan kembali mendatangi Kantor PT. PLN jika pada bulan Februari nanti masih juga belum merealisasikan janjinya menyelesaikan pembangunan jaringan transmisi, JATAM juga menuntut kepada PT. PLN merespon penolakan masyarakat di Desa Pombewe terkait pembangunan SUTT yang melintasi pemukiman dan lahan pertanian masyarakat. Â (Lia Somba)