Selasa, 8 Oktober 2024

JENDERAL IRAN IKUT TEWAS..! Balas Dendam untuk Nasrallah, Unit 910 Hizbullah Incar Komunitas Israel Seluruh Dunia

BEIRUT – Unit 910, cabang paling rahasia dan paling berbahaya dari Hizbullah, akan menargetkan komunitas Israel dan Yahudi di seluruh dunia sebagai balas dendam atas pembunuhan pemimpin kelompok itu, Hassan Nasrallah, oleh serangan udara Zionis. Peringatan itu disampaikan Alma Research Center pada hari Sabtu.

Menurut lembaga penelitian tersebut, Unit 910, yang dikenal sebagai “Unit Hitam” atau “Unit Bayangan”, sebelumnya pernah beroperasi di Amerika, Eropa, Afrika, dan Asia dan mampu melancarkan serangan balasan yang signifikan dalam waktu singkat.

Sekitar 32 tahun yang lalu, setelah pembunuhan mantan pemimpin Hizbullah Abbas al-Musawi, unit tersebut berhasil melakukan operasi balasan.

Unit 910 berada di bawah komando Talal Hamiyah, yang juga dikenal sebagai Abu Jaafar. Unit ini bertanggung jawab atas aktivitas serangan global di luar Lebanon dan sangat erat kaitannya dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.

Tal Barry, peneliti dari lembaga tersebut, menggambarkan Unit 910 sebagai lengan operasional utama Hizbullah untuk melakukan serangan internasional.

“Unit ini beroperasi di berbagai wilayah dengan infrastruktur teror yang telah disiapkan sebelumnya dan siap untuk tindakan segera,” jelas Barry, seperti dikutip Jerusalem Post, Minggu (29/9/2024).

Unit ini telah terlibat dalam beberapa serangan besar, termasuk pengeboman Kedutaan Besar Israel di Buenos Aires pada tahun 1992 dan pusat komunitas Yahudi di Argentina pada tahun 1994. Pada tahun 2012, mereka melakukan pengeboman bunuh diri terhadap sebuah bus yang membawa turis Israel di Burgas, Bulgaria.

Unit ini telah menjaga kerahasiaan yang ketat dalam operasinya, dengan mengandalkan jaringan Syiah lokal dan organisasi pendukungnya di seluruh dunia. Para operator, yang telah menjalani pelatihan keamanan yang ketat dan sering kali memegang kewarganegaraan asing, telah beroperasi di bawah perlindungan sipil dan mengeksploitasi koneksi dengan pendukung Hizbullah dan pemerintah asing untuk tujuan logistik dan operasional.

Dalam beberapa dekade terakhir, aktivitas Unit 910 terutama difokuskan pada Amerika Selatan, Afrika, dan Asia, tetapi juga beroperasi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

“Unit tersebut telah memainkan peran penting dalam perang bayangan Iran melawan Barat,” kata Barry, menambahkan bahwa mereka menargetkan lembaga keamanan dan intelijen Amerika serta warga sipil.

Menurut laporan AS, Unit 910 telah merencanakan serangan terhadap lokasi-lokasi penting, termasuk Bandara JFK di New York. Aktivitas unit tersebut di AS terungkap ketika Ali Kourani, seorang anggota Hizbullah yang ditangkap di AS, mengungkapkan rencana kelompok tersebut untuk melakukan serangan di AS dan Israel.

Jenderal Iran Ikut Tewas

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, seorang jenderal Iran ikut terbunuh dalam serangan udara Israel di pinggiran Beirut yang menewaskan pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah pada hari Jumat.

Sosok jenderal yang tewas itu adalah Brigadir Jenderal Abbas Nilforoushan (58), wakil komandan operasi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran. Jenderal Nilforoushan bertugas mengawasi pasukan darat IRGC.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) belum mengonfirmasi laporan kematian Nilforoushan. Namun surat kabar Iran; Tehran Times, pada hari Sabtu melaporkan

Nilforushan tewas dalam serangan yang sama yang menewaskan Nasrallah.

Israel sebelumnya mengumumkan bahwa Nasrallah tewas dalam serangan hari Jumat. Hizbullah juga telah mengonfirmasi kematiannya.

Dianggap oleh sebagian pihak sebagai pemimpin paling karismatik dalam jaringan proksi yang memproyeksikan kekuatan Iran di Timur Tengah, yang dikenal sebagai Poros Perlawanan, Nasrallah jarang muncul di depan umum tetapi memupuk pengikut dengan pidatonya di televisi.

Nasrallah telah memimpin Hizbullah sejak 1992 dan, dengan bantuan dari IRGC, mengawasi pembangunan persenjataan rudal yang sangat besar dan pasukannya melampaui tentara Lebanon, menjadi negara di dalam negara. Menyusul laporan kematian Nasrallah, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menulis di X pada hari Sabtu: “Semua pasukan perlawanan di wilayah tersebut berdiri bersama dan mendukung Hizbullah.”

Khamenei juga menyebut serangan Israel yang menargetkan Lebanon sebagai tindakan biadab, picik, dan tidak masuk akal.

Joel Rubin, mantan wakil asisten menteri luar negeri Amerika Serikat untuk urusan Parlemen selama pemerintahan Barack Obama, mengatakan kepada Newsweek melalui pesan teks Sabtu sore:

“IRGC telah menjadi saksi langsung penghancuran dua proksi teroris utamanya, Hamas dan Hizbullah, dan tidak dapat melakukan apa pun untuk menghentikannya.”

“Ketidakmampuan mereka dalam menghadapi serangan Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya seharusnya membuat semua proksi regional Iran gemetar karena prospek menjadi target berikutnya dalam daftar Israel,” lanjut dia.

“Hasilnya adalah Israel benar-benar mencapai tujuan militernya terhadap ancaman-ancaman ini. Oleh karena itu, akan bijaksana bagi [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu untuk menemukan cara untuk memanfaatkan keberhasilan ini menjadi keuntungan diplomatik yang memperkuat posisi regional Israel,” paparnya.

“Sekaranglah saatnya, karena jika kita terjerumus ke dalam perang regional, jendela baru ini akan tertutup dan kesempatan akan hilang bagi orang Israel dan Arab untuk mendapatkan keamanan yang lebih baik.”

Israel dan Hizbullah telah saling serang sejak serangan perangkat elektronik terhadap Hizbullah minggu lalu yang menewaskan puluhan orang dan melukai ribuan lainnya.

Israel secara luas dianggap telah melancarkan serangan tersebut, tetapi belum mengaku bertanggung jawab. Meskipun Hizbullah dan Israel telah saling serang selama 11 bulan di tengah perang Israel dengan Hamas, eskalasi baru-baru ini antara keduanya telah menimbulkan kekhawatiran akan perang yang lebih luas di Timur Tengah.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian telah bersumpah untuk membalas dendam atas serangan perangkat elektronik dan kematian Nilforoushan pasti akan semakin memperburuk situasi di Timur Tengah. Tanpa menyebut nama Israel,

Pezeshkian mem-posting di X pekan lalu bahwa dia mengutuk pembunuhan massal yang berbahaya yang dilakukan oleh entitas teroris melalui pengeboman perangkat komunikasi.

“Tuhan itu Mahakuasa, pendendam, dan penjahat pasti akan menerima pembalasan yang adil,” tulis dia. Setelah Israel mengebom fasilitas diplomatik Iran di Damaskus, Suriah, pada bulan April, Iran meluncurkan rudal balistik dan jelajah, serta amunisi yang berkeliaran ke Israel sebagai balasan, yang sebagian berhasil dicegat. Hal ini menunjukkan bahwa pilihan Iran untuk membalas pembunuhan Nasrallah cukup terbatas, kata Hamidreza Azizi, seorang peneliti di German Institute for International and Security Affairs di Berlin, kepada Newsweek yang dilansir Minggu (29/9/2024).

“Iran kini punya dua pilihan. Keduanya sangat buruk,” kata Azizi.

“Salah satunya adalah terlibat dalam perang. Setiap langkah saat ini akan memicu respons besar-besaran Israel dan serangkaian tindakan reaksi yang pasti akan berujung pada perang yang lebih besar, dan Israel telah menegaskan bahwa mereka siap untuk itu,” paparnya.

“Pilihan lainnya, adalah tidak melakukan apa-apa dan hanya menunggu upaya internasional untuk menghentikan perang di Gaza dan Lebanon, yang tampaknya tidak terlalu efektif.”

“Ini akan membuat Iran kehilangan semua front yang telah mereka bangun di kawasan itu—dari Lebanon hingga Suriah,” kata Azizi. (Web Warouw)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru