Jumat, 29 Maret 2024

JK Bongkar Ketidak Jujuran Boediono

JAKARTA- Kesaksian Jusuf Kalla (JK) di Pengadilan Tipikor Jakarta untuk skandal Bank Century, Kamis (8/5), lebih mengungkap pengakuan bersalah Menkeu/Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati (SMI) dan Gubernur BI Boediono dalam menangani bank kecil sarat masalah bernama Bank Century .

Dalam pertemuan mendadak dengan JK pada 25 November 2008, baik SMI maupun Boediono sebenarnya sudah mengaku ada yang salah dalam menangani Bank Century. Keduanya tak bisa lagi mengendalikan ekses penyelamatan Century karena langsung membengkak dari Rp 632 milyar yang disetujui menjadi Rp 2,7 triliun dalam waktu dua hari.

Bentuk pengakuan bersalah lainnya tampak jelas dari jawaban Boediono, ketika JK bertanya “Kenapa Anda (Boediono) keluarkan ini? Apa yang salah?” Saat itu, Boediono hanya bisa menjawab dana bailout diambil oleh pemilik Bank Century.

“Pertanyaan kritisnya, kalau bank itu dirampok sendiri oleh pemiliknya kenapa negara yang harus menanggung?” Demikian Inisiator dan Anggota Timwas Century DPR, Bambang Soesatyo kepada bergelora.com di Jakarta, Kamis (8/5). 
 
Begitu juga ketika Menurutnya, Boediono bertanya kepada JK tentang dasar hukum untuk menjerat Robert Tantular. Secara psikologis, Jawaban dan pertanyaan Boediono yang demikian merefleksikan perasaan bersalah karena upaya KSSK dan BI menyelamatkan Bank Century malah berbuah ekses.
 
Selain itu lanjut Bambang, kesaksian JK juga mengungkap inkonsistensi KSSK-BI tentang alasan utama mem-bailout Century. Kepada JK, Boediono menjawab bailout dilakukan karena Robert Tantular mengambil uang dari Century. Tetapi, pada kesempatan lain, Boediono dan SMI mengemukakan ancaman krisis ekonomi sebagai alasan utama mem-bailout Century. 

“Di sinilah terlihat inkonsistensi Boediono-SMI,” jelasnya.

Menurut Bambang, SMI tampaknya ingin menyeret JK ke dalam pusaran ekes itu dengan mengaku telah mengirim pesan singkat (SMS) mengenai penetapan Century sebagai bank gagal berdampak sistemik kepada JK. Namun, SMI tak bisa membuktikan SMS yang dikirimkannya tersebut.
 
“Pengakuan itu patut dilihat sebagai kebohongan yang bermotif melimpahkan masalah ke pundak JK. Padahal JK dari awal tidak pernah dilibatkan,”. (Dian Dharma Tungga)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru