Oleh: Toga Tambunan
BETAPA PUSING akal agar bisa mencerahkan pikiran anak-anak kelompok usia bangkit remaja, di gereja, tatkala diantara mereka bertanya bagaimanakah tehniknya Bapa di Surga dapat tahu perbuatan bermilyard manusia di bumi apalagi dalam hati seseorang jika orang tersebut berbohong? Mengingat pula manusia berjumlah milyard itu bergerak aneka ragam tingkah pola maupun tindakan, ucapan, pikiran, niat masing-masing.
Menjawabnya dengan keterangan ada malaikat diantara manusia yang mencatat kelakuan tiap orang, belum cukup melegakan mereka. Malah membangkitkan pula pertanyaan rumit lanjutan tentang, jumlahnya, wujudnya, aktivitasnya, makan minumnya, dsb tentang malaikat itu.
Sama peliknya keinginan tahu anak-anak bangkit remaja itu, tatkala kukatakan Rohkudus mengikuti tiap saat langkah tiap orang, sehingga Allah tahu semua apa saja sampai terkecil yang diperbuat manusia dan yang tersembunyi dalam hati manusia. Woouw, bermunculan lagi pertanyaan lebih tajam, apa, siapa dan peranNya Rohkudus itu?
Anak-anak bangkit remaja melampiaskan keinginan tahu merupakan kemajuan segi baik bernalar yang wajib diapresiasi. Keterangan kita beri jika dapat diakomodasinya akan menebalkan rasa agungnya pada Bapa di Surga. Jika keterangan kita, baginya makin menambah keanehan, resikonya amat celaka, bisa berdampak pikiran lanjutan anak itu kearah agnotis, gnotis bahkan ateis.
“Langit itu sebenarnya semacam kamera amat canggih atau teleskop berlensa optik teramat besar tiada terukur yang memotret perilaku manusia di bumi. Dan oksigen dihirup lalu bekasnya dihembus tiap orang penghisap udara itu sebagai telegram ke surga mengabarkan isi hati manusia” Begitulah terkadang kukatakan untuk mengilustrasikan instrumen Allah mengetahui seluk beluk perangai tiap orang berjumlah milyard itu.
Mungkin tehnik itu dapat melegakan jiwa anak remaja itu. Itupun tidak kutahu, hanya mereka terdiam.
Pengalamanku itu sekitar 40-30 tahun yang silam. Di masa kini, adanya instrumen tehnologi super high canggih signifikan mungkin dapat lebih mudah melayani kepingin tahu anak-anak bangkit remaja itu. Bahwa tehnologi perkakas kerja produk keahlian akal inteligensia manusia itu dapat menghasilkan sistim digital 5G sehingga segala muatan tersembunyi dalam kotak baja berdinding 5 cm, kabarnya bisa diketahui semudah radiologi rontgen memotret butir darah dalam tubuh manusia. Apalagi tehnologi 6G dan kemajuan berikut sedang melaju pesat.
Muncul tehnologi makin canggih disegenap sektor industri, jasa dan ilmu pengetahuan,
Jika akal pikiran manusia bisa berkriya sedemikian rupa tentulah itu berkat pemberian inteligensia dari Bapa di Surga yang inteligensiNya tidak terbatas yang Alfa-Omega itu. Tentu perangkat di Surga jauh lebih super canggih.
Alkitab sejak semula telah mewartakan adanya Buku Kehidupan dan Buku Kehidupan Anak Domba semakin kentara kepastiannya terpercaya benar. Instrumen komunikasi Surgawi merekam liputan semua gerakgerik selukbeluk tingkah maupun kata-kata hingga desis ucapan seseorang.
Bapa di Surga tegaskan pada Keluaran 32:33 sbb: “Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: “Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku”
Bapa di Surga telah menginformasikan pada era Musa, “Kuhapus kan dari dalam kitabKu” memastikan Bapa Surgawi mempunyai Buku pengarsip dokumen rekaman tingkah laku, ucapan maupun niat isi hati tiap manusia.
Atau ditampilkan dalam Mazmur 69:28 “Biarlah mereka dihapuskan dari kitab kehidupan, janganlah mereka tercatat bersama-sama dengan orang-orang yang benar!”
Begitu pula pada Lukas 10:20 _”Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada. terdaftar di sorga”_
Juga tertulis di kitab Wahyu 13:8 “Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam Kitab Kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih”
(Wahyu 13:8)
Pada ayat kukutip diatas ini disebut adanya Kitab Kehidupan Anak Domba, yang dalam Perjanjian Lama tidak pernah disebut.
Seterusnya Wahyu juga menginformasikan tegas: “Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu” (Wahyu 20:12)
Selanjutnya menegaskan lagi:
“Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu”. (Wahyu 20:15)
Sejak era Musa, Daud, Yesus berkarya di bumi hingga era Rohkudus, dipercakapkan arsip dokumen Buku Kehidupan dan di era Rohkudus secara khusus diberitahu adanya Kitab Kehidupan Anak Domba, yang awal penciptaan dan sampai kini senantiasa kian menegaskan kebenarannya via munculnya bukti-bukti arkeologi yang telak mengaminkan misalnya Musa dan rombangannya bani Israel menyeberangi jalan kaki di tanah dasar laut Teberau yang terbuka. Penemuan arkeologi itu dimungkinkan terjadi terkait danya modernisasi beragam intrumen tehnologi mutakhir yang kualitasnya meningkat pesat berjenjang.
Berbagai sekuen imperisis manusia diriwayatkan dalam Alkitab, telah ditemukan artefak, manuskrip dan situsnya berkat instrumen tehnologi penelitian arkeologi makin canggih. Karya Elohim Jahweh tertulis di Alkitab, kebenaranNya dikonfirmasi obyektif oleh penelitian sejarah. Tentang berita atau pesan atau isi tiap kitab suci lain, dapatkah kebenarannya dikonfirmasi sejarah?
Buku Kehidupan itu meski lintas waktu diperkirakan 8.000-an tahun dari rentang era Adam & Hawa ke era Musa ke era Rohkudus hingga fase kini selamanya konstan kompatibel, tehnik liputan rekaman langsung tentang perangai setiap individu. Tidak disebut liputan laporan malaikat. Hal itu memaknai adanya kamera atas tiap orang bertehnologi dahsyat dibanding tehnologi kriya manusia dewasa ini. Pastilah lebih dahsyat dari jenis kamera etle kepolisian, di jalan raya.
Seperti halnya sekarang rudal jelajah mengenai sasarannya dengan instrumen tehnologi pelacak panas atau radiasi sasarannya. Maka kita dapat menggapai pemahaman bahwa ritme peristaltik jantung manusia dapat jadi sasaran kamera detektor surga, selama ada ritme peristaltik jantung manusia itu, kemana pun berada dan saat apapun. Alhasil isi terekam itu dokumen orisinal perilaku bersangkutan bukan rekayasa editan.
Juga akal kita dapat menggapai pengertian instrumen tehnologi kamera detektor yang dahsyat canggih sudah operasional di Surga sebelum manusia merakit perangkat tehnologi mutakhir yang ada sekarang.
Sekitar abad ke 10 SM, di Mazmur 139:7-10 tertulis pemahaman telah operasional kamera detektor Surgawi itu : “Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku”
Bukankah ayat itu mengindikasikan adanya kamera detektor Surgawi yang amat peka digitalis atas tiap individu berinstrumentasi otomatis pelacak manusia, misalnya mungkin terhadap ritme peristaltik jantung tubuh atau frekuensi panas tubuh individu?
Selamanya atau sesering apa menyenangkan hati Bapa Surgawi atau menyedihkan atau melukai hatinya pasti terrekam paten yang tak bisa dikorupsi atau dihapus. Berbeda dengan arsip atau rekaman dunia. Berhubung tidak ada rekaman paten atas perilakunya, Lukas Enembe gubernur Papua non-aktif berupaya mengkorup lagi perbuatan buruknya di Pengadilan Tipikor.
Buku Kehidupan /Buku Kehidupan Anak Domba yang terrekam paten akan dibuka jadi saksi atas perangai yang dilakukan orang per orang di penghakiman terakhir, penentu masuk ke Langit Baru Bumi Baru yang kekal atau dilempar abadi ke neraka, lautan belerang api, dibakar kekal tak lenyap.
Perihal Bapa di Surga bisa tahu segenap perangai dan seluk beluk tersembunyi di hati seseorang, lebih mudah mensimulasikannya di masa sekarang kepada anak-anak bangkit remaja era kini dengan menerangkan keistimewaan alat peraga tehnologi informasi super canggih di masa kini. Berbeda dengan sikon 40 – 30 tahun silam, tehnologi informasi/komunikasi berklas nomenklatur G belum ada.
Terlebih lagi kepada orang dewasa, begitu semestinya, kecuali yang memang memilih bebal tak mempercayai kebenaran Kabar Baik.
Camkan: Berjuanglah terdaftar dalam arsip dokumen Buku Kehidupan & Buku Kehidupan Anak Domba, memastikan masuk ke kekekalan Langit Baru Bumi Baru, dengan berpikir yang dipikir Elohim Jahweh untuk tindakan menyenangkan hati dan memuliakan otoritasNya tiap saat! “Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi” (Kol. 3:2) dan terapkan di bumi
Haleluya! Selamat hari minggu.
Bekasi, 10 September 2023.
*Penulis Toga Tambunan, evangelis Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)